is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rohis Rohmawati

Hakikat Manusia dan Pembangannya Melalui Pendidikan

Update | 2024-07-13 01:44:37

Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang diciptakan Tuhan. Kesempurnaan yang dimiliki manusia menjadikannya pemimpin di bumi. Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik, yang secara principal membedakan dengan hewan. Wujud sifat hakikat manusia yaitu terdiri dari: kemampuan menyadari diri, kemampuan bereksistensi, moral, pemilikan hati, kemampuan bertanggung jawab, rasa kebebasan, kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak serta menyadari kebahagiaan.

Ada beberapa dimensi hakikat manusia, yaitu sebagai berikut:

1. Dimensi manusia sebagai individu

Menurut Lysen mengartikan individu sebagai “orang atau seorang” sesuatu yang merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi. Individu juga diartikan sebagai pribadi, karena adanya keindividualitasan itu setiap orang memiliki aspek kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat, dan daya tahan yang berbeda (Payitno, 1994:63). Manusia merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi-bagi. Hal ini adalah arti pertama dari ucapan “manusia adalah makhluk individual”. Hal tersebut menandakan bahwa manusia sebagai individu merupakan perseorangan yang memiliki sifat sendiri dan berbeda dengan yang lain dan berupaya untuk merealisasikan apa yang ada pada dirinya sendiri.

2. Dimensi manusia sebagai makhluk sosial

Manusia sebagai makhluk sosial yaitu manusia tidak bisa hidup sendiri, mereka membutuhkan bantuan orang lain. Menurut Aristoteles (384-322 M) manusia adalah makhluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya (zoon polition) yang berarti makhluk yang selalu hidup bersama dalam masyarakat. Ada beberapa alasan manusia membutuhkan bantuan orang lain terutama dalam dorongan biologisnya, seperti 1) dorongan untuk makan, 2) dorongan untuk mempertahankan diri, 3) dorongan untuk melangsungkan keturunannya atau jenisnya. Dorongan tersebut menggambarkan bagaimana individu saling menguntungkan satu sama lain dan saling membutuhkan satu sama lain.

3. Dimensi manusia sebagai makhluk susila atau bermoral

Manusia sebagai makhluk susila atau bermoral merupakan kemampuan untuk memahami, menilai, dan bertindak berdasarkan prinsip-prinsip moral. Prinsip-prinsip moral ini meliputi: kesadaran moral, nalar etis, empati dan simpati, kepribadian moral, tindakan moral, pengembangan moral, dan tanggung jawab sosial. Semua prinsip tersebut menjadikan manusia menjadi pribadi yang lebih etis dan mampu membuat keputusan yang tepat serta bertanggung jawab.

4. Dimensi manusia sebagai makhluk religius

Dimensi manusia sebagai makhluk religius mencakup keyakinan, ritual, pengalaman, pengetahuan, konsekuensi, dan aspek sosial. Dimensi tersebut menunjukkan bahwa sikap religius manusia merupakan fenomena yang melibatkan keyakinan, praktik, pengalaman pribadi, dan pengaruh sosial. Dengan memahami dimensi ini, manusia dapat lebih menghargai peran agama dalam mengatur dan membentuk sikap manusia secara keseluruhan. Agama tidak hanya menjadi tujuan hidup, tetapi juga membentuk identitas dan hubungan sosial dalam komunitas.

Dimensi-dimensi di atas, dapat dikembangkan melalui pendidikan. Karena sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan menjadi sarana untuk mengembangkan kemampuan dalam berpikir kritis. Di dalam pendidikan individu diajarkan untuk berpikir kritis, menilai informasi, dan mengambil keputusan yang baik. Kemampuan ini sangat penting dalam menghadapi tantangan kompleks dalam kehidupan.

Di dalam pasal 3 UU No.20 tahun 2003 menyebutkan bahwa tujuan pendidikan yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sementara tujuan pendidikan menurut Hummel (1977:39) yaitu, pertama autonomy berarti memberikan kesadaran, pengetahuan, dan kemampuan secara maksimum kepada individu maupun kehidupan yang lebih baik, kedua equity (keadilan) berarti masyarakat dapat berpartisipasi dalam kehidupan berbudaya dan kehidupan ekonomi dengan memberikan pendidikan dasar yang sama, dan ketiga survival berate dengan pendidikan akan menjamin pewarisan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Tujuan-tujuan pendidikan tersebut menunjukkan bahwa pentingnya pendidikan dalam mengembangkan dimensi-dimensi hakikat manusia. Karena dengan adanya pengembangan dimensi hakikat manusia melalui pendidikan akan menciptakan individu yang bertanggung jawab, beriman dan bertakwa kepada Tuhan, mampu membuat keputusan yang baik, memiliki etika dan moral yang baik, berilmu, mandiri, kreatif, serta menjadi warga negara yang demokratis. Sehingga hal tersebut mampu menjadikan individu yang cerdas dan kompeten dalam memajukan kehidupan bangsa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya