is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Holy Wahyuni

Kecemasan, Keyakinan, dan Self Negotiation

Curhat | 2024-01-29 17:44:47
Sumber: y7price.com ilustrasi cemas

Menghadapi kecemasan berlebih memang menciptakan perasaan yang sangat tidak nyaman. Di antara waktu yang terus bergulir, pada beranjaknya detik yang kesekian selalu menyimpan tanda tanta, disusul dengan tanda tanya lainnya seolah tidak berujung. Bagi pribadi yang kerap dibayangi dengan rasa cemas, tanda tanya ini yang menciptakan kemelut pada batin.

Saya termasuk pribadi dengan tingkat kecemasan yang cukup tinggi. Semua dari hal besar hingga hal kecil selalu saya fikirkan. Terkadang dialog dengan diri sendiri menjadi sebuah solusi agar saya dapat mengurai benang kusut yang menciptakan kemelut, pelan-pelan, satu satu.

Menjadi sebuah kerugian, ketika kecemasan itu rupanya tidak berdasar. Hanya dipicu rasa takut berlebihan terhadap apa yang belum terjadi, dan bahkan bisa saja tidak terjadi. Namun yang namanya problem thinker, semua akan menjadi persoalan yang harus terjawab.

Seseorang pernah berbicara dengan saya, tentang sebuah cara dan pendekatan manajemen hati. Bahwa sebenarnya kita dapat mengontrol apa yang ada dalam fikiran kita. Kita bahkan bisa bernegosiasi dengan kesedihan, amarah, dan perasaan lainnya.

Menjadi seorang ibu bekerja yang meninggalkan anak selama bekerja tentu bukan hal yang menyenangkan. Mulai dari mendengar omongan tidak enak dari orang lain, hingga konflik dengan diri sendiri. Terkadang, sisi hati ini berkata bahwa, semua ini bernaung atas nama kebaikan. Namun fikiran yang bermacam-macam ditambah kecemasan tidak bisa dibendung untuk tidak datang.

Beberapa cara sudah diupayakan, dan sebagian cukup berhasil, paling tidak setiap fikiran-fikiran tidak diundang itu mulai bermunculan. Cara itu adalah salah satunya melalui bangunan keyakinan pada hubungan kepada Tuhan. Bagaimana keyakinan tentang apa yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak Tuhan. Percaya bahwa selagi kita melakukan kebaikan, maka Tuhan juga akan memberi limpahan berlapis-lapis kebaikan lain dari arah tak disangka.

Kekuatan pada bentuk kepasrahan, kekuatan pada bentuk keyakinan atas doa sejatinya menjadi obat atas kecemasan. Selain itu, dukungan lingkungan juga menjadi faktor yang tidak kalah penting. Satu teman bicara yang mengerti dan memahami perasaan, satu teman bicara yang selalu memberikan ketenangan, menjadi sebuah daya dukung yang sangat membantu. Maka, bercerita dan berbagi kecemasan bisa sedikit meringankan beban, dan memilih orang yang tepat untuk bercerita adalah kunci.

Terkadang banyak ungkapan datang tentang kehidupan. Bahwa kehidupan kita adalah tentang cerita hari ini. Perasaan cemas dengan apa yang belum terjadi rasanya menjadi sebuah pemicu datangnya pesakitan, sebab sebagian rasa sakit adalah datang dari fikiran. Maka, pada suatu titik, lagi-lagi penting untuk bernegosiasi dengan diri sendiri, bahwa semua baik-baik saja, dan jikalau tidak, maka tidak apa apa jika ada satu atau beberapa hal yang memang tidak baik-baik saja.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya