is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Edu Sufistik

Jangan Kau Mati Kecuali dalam Islam

Agama | 2024-04-19 17:04:34

Oleh: Muhammad Syafi'ie el-Bantanie

(Founder Edu Sufistik)

Nak, pesan penting yang ingin Ayah wasiatkan kepadamu adalah jangan sekali-kali kamu mati kecuali dalam keadaan ber-Islam. Jangankan Ayah, bahkan Nabi Allah terkasih, Ibrahim ‘alaihissalam mengkhawatirkan keadaan keturunannya. Karenanya, Nabi Ibrahim berwasiat kepada anak keturunannya, pun dengan Nabi Yaqub ‘alaihissalam.

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yaqub, ‘Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.’ Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yaqub ketika dia berkata kepada anak-anaknya, ‘Apa yang akan kamu sembah sepeninggalku?’ Mereka menjawab, ‘Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.’” (QS. Al-Baqarah [2]: 132 – 133).

Nak, teguhlah dalam ber-Islam sepanjang hayatmu. Jangan pernah tergoyahkan meski kau dihadapkan pada musibah sedahsyat dan masalah serumit apapun. Pun saat kau digoda oleh pesona dunia, namun iman jadi taruhannya. Semisal, ada seorang perempuan atau lelaki yang menarik hatimu, namun berlainan akidah. Tegaslah bersikap, nak. Jangan pernah kau gadaikan keimananmu untuk dunia fana ini.

Yakinilah olehmu bahwa hanya Islam-lah agama yang diterima dan diridhai Allah. Maka, sesiapa yang mencari-cari agama selain Islam, niscaya tidak akan pernah diterima dan kelak di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi. Saksamai kalam Allah yang tegas ini,

“Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam ” (QS. Ali Imran [3]: 19).

“Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang merugi.” (QS. Ali Imran [3]: 85)

Pahami olehmu, nak, bahwa para rasul sejak masa Nabi Adam ‘alaihissalam hingga Nabi Isa ‘alaihissalam semuanya membawa risalah Islam. Lalu, disempurnakan dengan risalah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

“Sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus. Maka ketika Isa merasakan keingkaran mereka (Bani Israil), dia berkata, ‘Siapakah yang akan menjadi penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?’ para hawariyun (sahabat setianya) menjawab, ‘Kamilah penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang muslim.” (QS. Ali Imran [3]: 51 – 52).

“Katakanlah (Muhammad), wahai ahli kitab! Marilah kita menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah (kepada mereka), ‘Saksikanlah bahwa kami adalah orang muslim.” (QS. Ali Iimran [3]: 64).

“Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur’an) ini agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka, laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan berpegang teguhlah kepada Allah. Dialah pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.” (QS. Al-Hajj [22]: 78).

Bahkan, Allah-lah yang menamakan kita sebagai muslim. Saksamai firman Allah dalam surat Al-Hajj ayat 78 di atas. Maka, berpegang teguhlah pada agama Islam yang hanif ini. Sehebat dan sedahsyat apapun tantangan hidup yang akan kau hadapi dalam kehidupan, tetaplah dalam ber-Islam. Gigit kuat-kuat dengan gerahammu.

Fir’aun adalah sosok manusia yang tersadar, namun terlambat. Bertahun-tahun Nabi Musa berdakwah mengajaknya kepada cahaya Islam. Namun, tak pernah dihiraukannya. Bahkan, ia malah mengintimidasi dan puncaknya akan menghukum mati Nabi Musa. Karenanya, Allah menghukum Fir’aun dengan ditenggelamkan di laut Merah. Jelang detik-detik tenggelamnya, saat maut sudah di kerongkongan, Fir’aun berucap, sebagaimana diabadikan dalam Al-Qur’an,

“ Sehingga ketika Fir’aun hampir tenggelam dia berkata, ‘Aku percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang muslim (berserah diri).” (QS. Yunus [10]: 90).

Namun, sudah terlambat. Ajal sudah menjemput sampai kerongkongan. Pernyataan keislaman Fir’aun tidak diterima alias tertolak. Kisah ini mesti menjadi pelajaran berharga bagimu, nak. Betapa Fir’aun, raja diraja kerajaan Mesir yang sombong dan angkuh luar biasa, pada akhirnya tidak bisa menafikan kebenaran cahaya Islam. Hanya, kesadarannya terlambat.

Mengapa kisah Fir’aun diabadikan dalam Al-Qur’an? Agar tidak ada lagi manusia yang terlambat sadar. Kesadaran itu bernilai ketika nyawa masih dikandung badan. Jangan pernah tertipu oleh manisnya bujuk rayu setan yang super licik, ulet, dan sabar. Setan setia terus mengintai di setiap tikungan kehidupanmu dan bisa menyerangmu di tikungan terakhir saat kau lengah. Bujuk rayu setan itu hanya ilusi dan fatamorgana. Al-Qur’an sudah mengingatkan tentang pidato setan kelak di akhirat kepada orang-orang yang mengikutinya.

“Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, ‘Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu, lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu, janganlah kamu memaki aku, tetapi makilah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamupun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.’ Sungguh, orang-orang zalim akan mendapat siksa yang pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 22).

Nak, camkanlah ayat ini sebagai peringatan bahwa betapa setan itu hanya berbohong dan menipu dengan segala bujuk rayu manisnya. Maka, teguhlah ber-Islam sepanjang hidupmu, dan jangan mati kecuali dalam keadaan muslim. Semoga Allah mempertemukan kita di surga kelak bersama Rasulullah dan para nabi lainnya. Aamiin

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya