is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Erika

Gerakan Saparatisme Sebagai Tantangan dalam Pembangunan Nasional

Politik | 2022-01-16 19:11:30

ABSTRACT

The Saparatism movement continues to overshadow the Unitary State of the Republic of Indonesia. Although the number is very small, it remains a threat to the stability and security of the Republic of Indonesia. The aim of Saparatism is to separate itself from the Unitary State of the Republic of Indonesia and establish its own state. The research method used by the author is a qualitative research method based on theory and explanation. There are several separatist movements that are of particular concern to Indonesia, including: GAM (Free Aceh Movement), OPM (Free Papua Organization), RMS (South Maluku Republic). There are three approaches to responding to the separatist movement, namely the political approach, the persuasive approach, and the repressive approach. Whatever approach the state takes towards the separatist movement, whether political, persuasive or repressive, it must aim to protect the sovereignty of the people and the authority of the Indonesian state.

Keywords:Saparatism, Saparatism Movement in Indonesia

ABSTRAK

Gerakan Saparatisme masih terus membayangi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meski jumlahnya sangat kecil, ia tetap menjadi ancaman bagi stabilitas keamanan NKRI. Tujuan Saparatisme adalah untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mendirikan negaranya sendiri. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian kualitatif yang dilandaskan oleh Teori dan penjelasan. Terdapat beberapa gerakan saparatisme yang menjadi perhatian khusus bagi Indonesia diantara nya : GAM (Gerakan Aceh Merdeka ), OPM ( Organisasi Papua Merdeka ), RMS ( Republik Maluku Selatan ). Terdapat tiga pendekatan untuk merespons gerakan separatisme, yakni pendekatan politik, pendekatan persuasif, dan pendekatan represif. Pendekatan apa pun yang dilakukan negara terhadap gerakan separatis, apakah politik, persuasif, atau represif, ia harus bertujuan melindungi kedaulatan rakyat dan kewibawaan negara Indonesia.

Kata Kunci :Saparatisme, Gerakan Saparatisme di Indonesia

PENDAHULUAN

Dewasa ini persoalan mengenai gerakan saparatisme meruapakan ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesiaa. istilah Separatis atau separatisme ditujukan pada tindakan seseorang atau sekelompok orang atau komunitas yang berada dalam satu kesatuan besar yang hendak memisahkan diri atau keluar dari komunitas atau kesatuan besar itu dengan maksud berdiri sendiri sebagai negara atau bangsa merdeka. Orang-orang yang terlibat didalamnya disebut kaum separatist.

Tujuan memisahkan diri untuk menjadi negara merdeka lepas dari Negara induknya dalam berbagai literatur hukum internasional pada hakekatnya hanya merupakan salah satu tujuan dari pemberontakan yang terjadi di suatu negara. Adapun tujuan pemberontakan yang lain adalah untuk menggulingkan pemerintah yang sah dan menggantikannya dengan pemerintah baru sesuai keinginan kaum pemberontak, ataupun untuk bergabung dengan negara lain (integration), atau kemungkinan yang lain adalah untuk menuntut otonomi yang lebih luas.

Terdapat beberapa gerakan saparatisme yang menjadi perhatian khusus bagi Indonesia diantara nya : GAM (Gerakan Aceh Merdeka ), OPM ( Organisasi Papua Merdeka ), RMS ( Republik Maluku Selatan ). Masih lekat dalam ingatan kita, bagaimana Timor Timur melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik indonesia. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi gerakan saparatisme di Indonesia serta upaya yang dilakukan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mengatasi gerakan saparatisme sebagai tantangan dalam pembangunan nasional.

METODE

Pendekatan penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam (in-depth analysis), yakni mengkaji masalah secara kasus per kasus karena metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.

Tujuan dari pendekatan penelitian kualitatif ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.

Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data yang dikumpulkan peneliti dari berbagai laporan-laporan atau dokumen-dokumen yang bersifat informasi tertulis yang digunakan dalam penelitian terkait Gerakan saparatisme sebagai tantangan pembangunan nasional.

Studi ini menggunakan pendekatan deskriptifanalitis dengan menganalisis informasi dan data sekunder. Berbagai jenis laporan, data, dan informasi digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya, data sekunder tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik data reduksi kemudian disajikan dalam bentuk diagram, tabel, maupun gambar. Hal ini dilakukan untuk memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai fenomena yang diteliti. Penggunaan literatur, data, dan informasi sekunder dikombinasikan untuk menelaah dan menganalisis fenomena pada objek penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gerakan separatis masih terus membayangi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meski jumlahnya makin kecil, ia tetap menjadi ancaman bagi stabilitas keamanan NKRI. Aksi separatisme di mana pun sama, yaitu ingin membentuk negara sendiri. Gerakan saparatisme ini merupakan gerakan bersenjata sehingga mengancam bukan saja rakyat, melainkan juga aparat. Gerakan pemisahan diri ini, baik di Aceh maupun Papua, juga Maluku selalu mengusung isu yang sama, biasanya erat terkait dengan persoalan ekonomi dan kesejahteraan yang tidak merata. Kegagalan pemerintah untuk menciptakan keadilan dianggap sebagai sumber motivasi utama gerakan separatis.

Paling tidak terdapat tiga pendekatan untuk merespons gerakan separatisme, yakni pendekatan politik, pendekatan persuasif, dan pendekatan represif. Dalam pendekatan politik, perjuangan bersenjata gerakan separatis berubah menjadi perjuangan politik melalui partai politik. Kelompok separatis bermetamorfosis menjadi partai politik.

Inilah yang terkaji ketika Gerakan Aceh Merdeka menjadi partai politik bernama Partai GAM. Itu juga yang terjadi di Irlandia Utara ketika Tentara Pembebasan Irlandia atau IRA yang hendak memisahkan diri dari Inggris Raya berubah menjadi partai politik bernama Sein Fein. Apa yang dilakukan pemerintah Indonesia, lewat Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso terhadap kelompok bersenjata Din Minimi di Aceh baru-baru ini, merupakan contoh pendekatan persuasif.

Dalam tindakan persuasif biasanya ada negosiasi. Kelompok bersenjata bersedia menyerah bila, misalnya, pemerintah memberi pengampunan kepada mereka. Itulah sebabnya Presiden Jokowi berniat memberikan amnesti kepada kelompok Din Minimi dengan terlebih dulu meminta pertimbangan DPR. Pendekatan politik ataupun persuasif jelas merupakan kebijakan yang baik. Kebijakan ini akan memperkecil korban, baik di pihak rakyat, aparat, maupun kelompok separatis. Sangat melelahkan jika terus-menerus negara ini diwarnai kontak bersenjata antara aparat keamanan dan gerakan separatis. Ujung-ujungnya, ibarat ungkapan dua gajah berkelahi pelanduk mati di tengah-tengahnya, rakyat juga yang jadi korban. Namun, tidak semua gerakan separatis bisa direspons dengan pendekatan politik.

Gerakan separatis di Papua, misalnya, sulit bisa direspons dengan pendekatan politik dengan mengubah Organisasi Papua Merdeka menjadi partai politik. Itu karena OPM berbeda dengan GAM. GAM bisa disebut sebagai satu-satunya gerakan separatisme di Aceh ketika itu. Namun, OPM terdiri atas banyak faksi. Bahkan, pendekatan persuasif pun sulit dilakukan karena banyaknya faksi dalam tubuh OPM. Ketika pemerintah berhasil bernegosiasi dengan satu faksi, faksi lain boleh jadi terus melakukan perlawanan.

Namun, kita tetap merekomendasi pemerintah melakukan pendekatan persuasif melalui negosiasi untuk merespons gerakan separatis di Papua. Jika benar gerakan separatis berakar pada perasaan diperlakukan secara tidak adil dalam hal ekonomi, pendekatan persuasif yang juga perlu dilakukan pemerintah ialah pendekatan kesejahteraan.

Pendekatan pemerintahan Presiden Jokowi yang memulai pembangunan dari Indonesia Timur, termasuk Papua dan Maluku, bisa dijadikan instrumen merespons gerakan separatis melalui pendekatan persuasif berupa pendekatan kesejahteraan. Namun, negara tetap tidak boleh ragu melancarkan pendekatan represif kepada kelompok-kelompok separatis yang terus melakukan perlawanan, direspons dengan pendekatan politik dan persuasif. Pendekatan apa pun yang dilakukan negara terhadap gerakan

separatis, apakah politik, persuasif, atau represif, ia harus bertujuan melindungi kedaulatan rakyat dan kewibawaan negara Indonesia.

KESIMPULAN

Dewasa ini persoalan mengenai gerakan saparatisme meruapakan ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Istilah Separatis atau separatisme ditujukan pada tindakan seseorang atau sekelompok orang atau komunitas yang berada dalam satu kesatuan besar yang hendak memisahkan diri atau keluar dari komunitas atau kesatuan besar itu dengan maksud berdiri sendiri sebagai negara atau bangsa merdeka. Orang-orang yang terlibat didalamnya disebut kaum separatist.

Terdapat beberapa gerakan saparatisme yang menjadi perhatian khusus bagi Indonesia diantara nya : GAM (Gerakan Aceh Merdeka ), OPM ( Organisasi Papua Merdeka ), RMS ( Republik Maluku Selatan ). Terdapat tiga pendekatan untuk merespons gerakan separatisme, yakni pendekatan politik, pendekatan persuasif, dan pendekatan represif. Pendekatan apa pun yang dilakukan negara terhadap gerakan separatis, apakah politik, persuasif, atau represif, ia harus bertujuan melindungi kedaulatan rakyat dan kewibawaan negara Indonesia.

Pendekatan penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi.

Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam, yakni mengkaji masalah secara kasus per kasus karena metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.

Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data yang dikumpulkan peneliti dari berbagai laporan-laporan atau dokumen-dokumen yang bersifat informasi tertulis yang digunakan dalam penelitian terkait gerakan saparatisme sebagai tantangan pembangunan nasional. Studi ini menggunakan pendekatan deskriptifanalitis dengan menganalisis informasi dan data sekunder. Hal ini dilakukan untuk memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai fenomena yang diteliti.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya