Dunia Islam
10 Apr 2022, 03:47 WIBHangatnya Ramadhan di Lingkar Kutub
Bulan suci terasa lebih hangat sekalipun mereka tinggal di dekat Kutub Utara.
OLEH HASANUL RIZQA
Kaum Muslimin di seluruh dunia menjalani ibadah puasa wajib selama Ramadhan. Durasi shaum bisa jadi berbeda-beda. Hal itu tergantung pada lokasi tempat tinggal mereka.
Sebagai contoh, umat Islam yang berada di sekitar khatulistiwa umumnya berpuasa selama kira-kira 13 jam. Rentang waktu itu belum seberapa jika dibandingkan dengan durasi shaum yang dilakukan Muslimin di belahan bumi utara.
Misalnya adalah komunitas Islam di Norilsk, Rusia. Kota tersebut berada sekira 300 km di atas lingkar Arktik. Jaraknya dengan Kutub Utara lebih dekat daripada ke ibu kota, Moskow. Nord Kamal, masjid kebanggaan masyarakat setempat, merupakan tempat ibadah paling utara di seluruh dunia.
Pada Ramadhan tahun ini, warga Muslim Norilsk berpuasa hingga kira-kira 17 jam. Pada bulan puasa tahun lalu, mereka dapat melaksanakan shaum hampir 21 jam lamanya. Demikian merujuk pada situs Islamic Finder.

Sebagai salah satu negeri di lingkar kutub utara, Kanada juga memiliki durasi puasa yang lebih panjang seperti Rusia. Bagaimanapun, panjang pendeknya shaum bukanlah masalah apabila niat sudah bulat dan kuat. Hal itulah yang dirasakan seorang Muslim di Iqaluit, Abdoul Karim Diakite.
Iqaluit merupakan kota terbesar di Teritori Nunavut, provinsi yang terletak paling utara di seantero Kanada. Kota yang berada di Pulau Baffin itu memiliki populasi sekitar tujuh ribu jiwa. Mayoritasnya memeluk iman Kristen. Sekira 22 persen di antaranya tidak berafiliasi pada agama apa pun.
Penduduk setempat yang beragama Islam mungkin tidak besar secara kuantitatif. Akan tetapi, mereka menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari nuansa harmoni Nunavut dan Kanada pada umumnya. Komunitas Muslim Nunavut memusatkam kegiatan keagamaan mereka di Masjid Iqaluit.
Di sanalah Abdoul Karim Diakite biasa mendirikan shalat lima waktu. Pria ini amat menyukai rutinitasnya dalam beribadah di Masjid Iqaluit. Bangunan tersebut berukuran sedang. Dari luar, penampilannya lebih menyerupai rumah warga biasa daripada sebuah tempat ibadah.

Akan tetapi, di bangunan yang sederhana itu kehangatan amat terasa bagi Diakite. Masjid Iqaluit bagaikan magnet bagi kaum Muslimin di Nunavut, khususnya penduduk Kota Iqaluit. Suasana lebih spesial lagi dengan hadirnya Ramadhan sejak awal April 2022 ini.
“Masjid ini bukan hanya tempat kami beribadah. Inilah tempat kami berkumpul, saling bersosialisasi serta membicarakan berbagai hal dengan sesama Muslim,” kata Diakite kepada media CBC, beberapa waktu lalu.
Tentunya, ia bersama seluruh warga Muslim Iqaluit berpuasa pada bulan suci ini. Setiap hari Ramadhan, mereka melakukan shaum selama kira-kira 17 jam. Itu mulai dari pukul 03.15 subuh dini hari hingga 20.40 petang. Pada April 2022 ini, waktu siang lebih panjang daripada malam di Iqaluit selama musim panas.
Menurut Diakite, kebanyakan orang Islam setempat akan mengikuti jam terang Iqaluit untuk berpuasa karena hari-harinya belum terlalu lama. Ia ingat, beberapa tahun yang lalu, ketika Ramadhan jatuh pada bulan Juni, matahari akan terbenam sekitar pukul 22.00 waktu lokal.

Selang beberapa jam kemudian, tanda waktu subuh naik sehingga Muslimin “harus” cepat-cepat memakan sajian sahur mereka. Maka pada tahun lalu, ujar Diakite, beberapa orang Iqaluit memilih untuk mengikuti durasi puasa di Ottawa, ibu kota Kanada.
Sebelum hijrah ke Kanada, Diakite menjalani masa anak-anak dan remaja di Niger, sebuah negara Afrika. Lama waktu berpuasa di sana tentunya lebih pendek, tidak ubahnya kawasan dekat ekuator. Akan tetapi, ia berpikir bahwa kesan lama atau lekasnya shaum Ramadhan kembali pada penilaian orang per orang.
Karena itu, Diakite memilih untuk mengambil sisi positif. Umpamanya, iklim sejuk pada siang hari di Kanada lebih menyenangkan daripada terik matahari di Niger. “Jadi saya kira akan banyak orang yang memilih berpuasa di Iqaluit saja,” katanya berkelakar.
Dilaporkan CBC, komunitas Muslim Iqaluit mengadakan agenda Ramadhan yang beragam pada tahun ini. Tema besarnya adalah merawat ukhuwah.

Berbeda dengan bulan suci pada satu atau dua tahun lalu, kali ini semarak lebih terasa. Sebab, pemerintah Kanada telah memaklumkan pelonggaran kebijakan pencegahan Covid-19. Alhasil, shalat berjamaah kembali ramai di masjid-masjid.
“Ada lebih banyak antusiasme pada tahun ini untuk lebih menguatkan kebersamaan, semisal shalat berjamaah. Semangatnya adalah persatuan, membuat antaranggota masyarakat lebih erat lagi,” ucapnya.
Tidak hanya menyelenggarakan tarawih bersama. Takmir Masjid Iqaluit juga menggelar sejumlah kegiatan yang bertema filantropi. Misalnya adalah bagi-bagi takjil atau sajian makanan, baik kepada Muslimin jelang buka puasa maupun warga umum di sekitar tempat ibadah ini.
Ramadhan adalah momentum untuk meningkatkan semangat berdonasi. Pada akhirnya, kepedulian dapat lebih nyata sehingga bulan suci terasa lebih hangat sekalipun mereka tinggal di dekat Kutub Utara.
Jangan Remehkan Batuk Pilek
Batuk dan pilek merupakan keluhan yang paling sering dialami pada anak.
SELENGKAPNYAJokowi: Setop Wacana Perpanjangan Jabatan Presiden!
Survei menunjukkan rakyat menolak usul elite politik yang menginginkan penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi.
SELENGKAPNYA'Raja' Tumbang karena Hama
Kopi Indonesia pernah merajai pasar dunia di masa lalu. Menyerah karena karat daun.
SELENGKAPNYA
Hasanul Rizqa
Redaktur