is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Helmy Ramzi Mushory

Benarkah Ilmu Pengetahuan Mundur Pasca-Abbasiyyah Runtuh?

Sejarah | 2023-12-24 20:29:32

Banyak yang mengatakan bahwa runtuhnya Abbasiyyah sebagai salah satu patokan dalam kemunduran umat Islam, hal ini mungkin berangkat dari fakta bahwa Mongol menghancurkan perpustakan terbesar yang memuat berbagai buku mengenai ilmu pengetahuan, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Syamsuddin Nasution dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam[1]. Ia mengatakan bahwa

“Dengan jatuhnya kota Baghdad ke tangan Mongol, hancurlah kekuasaan Bani Abbas bersamaan dengan hancurnya berbagai peninggalan ilmu dan peradaban islam yang pernah dibangun oleh para khalifah”

Lalu bagaimanakah kondisi dunia Islam yang sebenarnya ketika Baghdad runtuh?

Keruntuhan Baghdad oleh serangan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan ketika Abbasiyyah dipimpin oleh Al Mu’tashim billah. Wilayah kekuasaan Abbasiyyah pada saat itu hanya tersisa wilayah Baghdad dan sekitarnya yang meliputi Bashrah, Kuffah dan kota-kota diwilayah Irak lainnya. Lalu wilayah umat Islam yang lain bagaimana???

Wilayah Islam ketika itu sudah terpecah menjadi beberapa dinasti yang bentuk pemerintahannya adalah kesultanan ataupun keamiran. Dinasti-dinasti tersebut penulis urutkan dari wilayah barat Islam sampai timur Islam, yaitu

1. Dinasti Muwahidun di Andalusia

2. Dinasti Mariniyyah, Zayyaniyyah dan Hafshiyyah di Afrika utara

3. Dinasti Mamluk di Mesir dan Syam

4. Dinasti Saljuk di Anatolia

5. Dinasti Mamluk Delhi di India

Selain yang disebutkan diatas masih banyak lagi dinasti-dinasti Islam yang berdiri di dunia Islam. Wilayah-wilayah tidaklah mungkin jika tidak menghasilkan ilmuwan-ilmuwan. Walaupun Baghdad sudah porak-poranda akan tetapi masih ada wilayah Islam yang lain yang menggantikan peran Baghdad. Salah satu contohnya adalah kota Kairo. Banyak sekali ulama-ulama yang lahir dari kota ini seperti As Suyuthi, Ibnu Kastir, Adz Dzahabi, Selain itu ada Ibnu Khaldun, Ahmad bin Majid, Lisanuddin Al Khatib dll.

Melihat fakta masih banyaknya ulama yang muncul pasca Abbasiyyah runtuh, maka tidaklah sepenuhnya benar jika kita mengatakan umat Islam mundur pasca Abbasiyyah runtuh. Ilmuwan-ilmuwan keduniawian memang agak berkurang, akan tetapi tetap saja masih ada. Lalu ilmuwan-ilmuwan dalam bidang sejarah ataupun ilmu agama tetap saja masih banyak yang bermunculan. Jadi kita tidak boleh berpikir bahwa ketika Abbasiyyah jatuh, umat Islam benar-benar gelap akan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tetap berjalan, walaupun ada penurunan, akan tetapi dinasti-dinasti yang ada diberbagai wilayah Islam tetap mempertahankan eksistensi Islam baik secara politik ataupun ilmu pengetahuan.

Dalam politik umat Islam sudah menyerang Eropa timur, yang dilakukan oleh Utsmaniyyah, lalu di India muncul Kesultanan Delhi yang menguasai tanah Hindustan sedikit demi sedikit. Jadi secara politik faktanya umat Islam masih kuat. Kemunduran umat Islam baik dalam ilmu pengetahuan ataupun politik benar-benar terjadi ketika banyak wilayah-wilayah Islam yang dikuasai oleh bangsa Eropa sedangkan pasca runtuhnya Abbasiyyah umat Islam masih banyak ilmuwan-ilmuwan yang muncul. Jadi lebih baik kita mengatakan bahwa Umat Islam mendekati kemunduran pada saat Abbasiyyah runtuh bukan mengalami kemunduran. Kalau mendekati kemunduran artinya belum benar-benar mundur, kalau mengalami kemunduran artinya sudah benar-benar mundur. Sama halnya ketika kita mengatakan bahwa 350 tahun adalah usaha Belanda menjajah Indonesia bukan Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun.

[1] Sejarah Peradaban Islam, Syamsuddin Nasution

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya