is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Arhan Pratama

6 Tips Aman Nabung di Bank Yang Anti Kebobolah Dari Para Hacker

Teknologi | 2022-01-03 08:44:49

Kasus pembobolan dana nasabah di bank kembali terjadi. Kali ini korbannya adalah atlet e-Sport dengan uang tabungan senilai Rp20 miliar. Meski belum jelas bagaimana modus pembobolan terjadi, namun kasus ini diduga karena kelalaian pemilik rekening.

Sehingga, kewaspadaan dalam menjaga tabungan di bank penting dilakukan dan tak semata hanya mengandalkan bank meski sistem keamanannya sudah canggih.

Berikut tips menyimpan uang di bank agar tidak kebobolan.

1. Jangan Sembarang Serahkan Data

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho menyarankan nasabah untuk tidak pernah membagikan pin atm/user id, password & pin transaksi mobile banking/internet banking ke sembarang orang, meskipun mengaku dari pihak bank.

Selanjutnya, karena nasabah punya rekening tabungan di bank tersebut, maka jangan lupa untuk meminta kelengkapan dokumen bukti kepemilikan rekening seperti buku tabungan ataupun kartu atm.

"Pada kasus Maybank ini temuan lanjutannya sepertinya pihak bank belum menyerahkan kedua benda tersebut dan nasabah juga tidak menagihnya. Namun, hal ini tentu perlu pendalaman kasus lebih lanjut untuk pembuktiannya," ucap Andy kepada Nabungdibank.id, Senin (01/03).

2. Rutin Cek Tabungan

Pemilik rekening tabungan disarankan untuk print buku tabungan atau cek saldo tabungan secara berkala, paling tidak sebulan sekali. Sehingga, bila terjadi kejanggalan pada saldo tabungan, dapat segera diketahui dan dilaporkan, baik ke pihak bank maupun kepolisian.

"Seperti pada kasus pembobolan rekening nasabah oleh oknum pegawai di bank swasta yg terjadi baru-baru ini, maka sebaiknya untuk pemantauan rekening jangan hanya mengandalkan print out rekening koran, tapi juga punya akses untuk mengecek langsung rekening kita via mobile/internet banking," imbuhnya.

3. Rutin Memperbaharui Data

Sementara itu, perencana Keuangan dari Zelts Consulting Ahmad Gozali menyarankan nasabah untuk memperbaharui data secara berkala terutama jika terjadi perubahan data. Meliputi, data alamat rumah, kantor, email, nomor telepon, dan sebagainya.

Meski terkesan sepele, namun pembaharuan data sangat penting. Tujuannya, agar pihak bank mudah mendeteksi jika ditemukan transaksi menggunakan data lama oleh oknum tidak bertanggung jawab. Pembaharuan data bisa dilakukan melalui aplikasi maupun datang langsung ke kantor cabang bank terdekat.

"Khusus untuk modus terbaru dengan memanfaatkan nomor handphone lama yang tidak terpakai. Jangan lupa untuk melakukan pengkinian data nasabah ke bank, atau melakukan update nomor di aplikasi yang terhubung dan menggunakan OTP (One Time Password) via sms," katanya kepada CNNIndonesia.com.

4. Lindungi Data Pribadi

Gozali mengatakan nasabah harus melindungi data-data pribadi dengan cara tidak memberitahukan data tersebut kepada sembarang orang. Apalagi, jika data-data tersebut berkaitan dengan validasi transaksi perbankan, misalnya tanggal lahir, nama ibu kandung, dan alamat sesuai KTP.

Ia juga mengimbau nasabah bijak menggunakan media sosial untuk berbagi informasi, lantaran tidak ada batasan penerima jika sebuah informasi sudah terlanjur diunggah melalui internet.

"Karena kadang secara tidak sadar kita share nama ibu kandung, foto kartu ATM, terutama di bagian belakang ada kode keamanan, atau informasi pribadi lainnya yang mungkin dimanfaatkan sebagai celah penipuan," imbuhnya.

5. Berkala Ubah PIN

Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari Asad menambahkan tak kalah pentingnya agar rekening tidak bobol adalah mengganti nomor PIN secara berkala. Hindari pemakaian PIN dengan kombinasi nomor tanggal lahir, sebaiknya menggunakan PIN dengan tingkat kerumitan tinggi.

"Secara berkala mengubah PIN dan punya catatan dengan (PIN) agar tidak lupa tadi catatannya jangan di handphone," ujarnya.

Untuk informasi, PIN dengan kerumitan tinggi adalah kombinasi huruf kapital, huruf kecil, angka, dan karakter. Selain itu, hindari kombinasi PIN untuk transaksi perbankan yang mudah ditebak seperti urutan angka 1234.

Gozali menambahkan jika nasabah berganti smartphone, sebaiknya menghapus aplikasi m-banking pada perangkat lama. Termasuk, menghapus riwayat SMS dan email yang mencantumkan kode OTP maupun validasi transaksi lainnya.

"Begitu juga ketika smartphone hilang, langsung lakukan tindakan pencegahan dengan blokir rekening atau ganti password," katanya.

6. Tidak Menaruh Dana dalam Satu Rekening

Tejasari juga menyarankan agar nasabah tidak menempatkan uangnya dalam satu rekening. Terlebih jika nasabah selalu membawa kartu ATM rekening tersebut di dalam dompet, maupun menginstal m-banking dari smartphone.

Sebaiknya, kata dia, nasabah memiliki sejumlah rekening di bank dengan tujuan penggunaan dana berbeda. Misalnya, satu rekening uang penghasilan lalu rekening lain untuk dana darurat.

Tujuannya, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan maka nasabah masih memiliki cadangan dana.

"Juga disarankan tidak menaruh banyak uang di rekening tabungan, kalau banyak bisa memasukkan ke deposito atau rekening investasi," ucapnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya