is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nirwana Sari nasution

PERBEDAAN MAKNA MAYTUN DAN MAYYITUN ( ميْتٌ & ميِّت) DALAM AL-QUR'AN

Agama | 2021-12-30 23:03:31

Perbedaan makna maytun dan mayyitun(ميْتٌ dan ٌميِّت) dalam Al-Qur'an

Untuk terjemahan kata mati biasanya kitab Al-Qur'an kita mengungkapkannya dengan lapadz maytun yaitu dengan mensukunkan huruf ya ي nya(ميْتٌ ) ,kemudian pola kedua dengan ungkapan mayyitun yaitu dengan mentasydidkan huruf ya( ٌميِّت).pastinya didalam bahasa Arab bertambah,berkurang dan berubahnya nya huruf maka berubah pula makna yang terkandung di dalam nya.

Lantas bagaimana makna yang terkandung dalam kedua kata tersebut?,berikut penjelasannya ketika kita kaitkan dengan Alquranulkarim.

Maytun(ميْتٌ) biasa diterjemahkan dengan mati

Dalam artian mati disini adlah mati yang mana ruh dan jasadnya sudah terpisah atau sering kita sebut dengan istilah bangkai, sebagaimna yang Allah sebut dalam QS. Al-hujurat ( 49):12 berikut

(أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميثا)

"Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?"

Maka dapat disimpulkan bahwa maytun itu di tujukan kepada yang sudah mati (bangkai)

Adapun penjelasan mengenai mayyitun (ٌميِّت)dengan mentasydidkan huruf ya ي itu menunjukkan kepada yang masih hidup,bernafas, bergerak dan akan mati.sebagaimana ketika Alloh mengingatkan bahwa nabi Muhammad akan mati maka kata yang dipilih adalah mayyitun sebagaimana berikut:

" (إنك ميت وإنهم ميتون)

kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)." (Rujuklah QS. AL-ZUMAR [39]: 30).

Tetapi jika ditelaah betapa menariknya untuk diteliti ketika Allah mengatakan mati terhadap 2 kelompok orang kafir yang merupakan perbandingan antara orang2 kafir yang masih hidup yang satu di beri cahaya dan satu dibiarkan dalam kegelapan seperti berikut:

أَوَمَن كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَٰهُ وَجَعَلْنَا لَهُۥ نُورًا يَمْشِى بِهِۦ فِى ٱلنَّاسِ كَمَن مَّثَلُهُۥ فِى ٱلظُّلُمَٰتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَا ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكَٰفِرِينَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

(Al An'aam 6:122) : Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.

Nah disinilah timbul pertanyaan mengapa kata mati untuk orang2 kafir yang masih hidup digunakan kata مَيْتًا (tertuju kepada bangkai) sementara kata mati yang lebih cocok untuk mereka yang masih hidup namun akan mati adalah مَيِّتًا ?

Yang demikian itu memberi pelajaran serta isyarat kepada kita bahwa orang kafir yg hidup sudah dianggap mati oleh Alloh dan tidak dianggap hidup di muka bumi maka dari itu kata mati yang dipilih adlah kata maytun (telah mati) bukan mayyitun (akan mati).karna kafirnya seseorang itu di ukur dari ada atau tidak imannnya, maka ketika iman tidak ada dalam diri seseorang itu makaibarat seperti jasad yang sudah tidak memiliki ruh alias sudah sepeti bangkai yang tidak hidup.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya