is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jeby Fahira

Pandemi Covid-19 : Ancaman Bagi Seniman

Eduaksi | 2021-12-30 15:17:47

Indonesia terkenal dengan kebudayaan yang banyak ragamnya. Kebudayaan tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Kesenian adalah salah satu bagian dari kebudayaan yang dikagumi karena keunikan dan keindahannya. Tak heran jika banyak seniman yang bermunculan dari berbagai daerah. Mereka menciptakan dan menghasilkan karya untuk diperkenalkan ke masyarakat luas sehingga kebudayaan akan tetap terjaga dan terlestarikan.

Para seniman mendapatkan pemasukan dari karya yang mereka ciptakan. Tak sedikit dari mereka yang menjadikan seni sebagai pekerjaan utama untuk bertahan hidup.

Namun saat pandemi Covid-19 mulai masuk di Indonesia dan sudah hampir satu tahun lebih virus ini melanda Indonesia. Saat angka positif kasus Covid-19 terus meningkat, banyak UMKM yang gulung tikar sehingga menyebabkan pendapatan masyarakat berkurang bahkan sampai kehilangan pekerjaan. Hal tersebut tentunya sangat berdampak bagi banyak pihak, salah satunya para pekerja seni yang mengandalkan penghasilan dari kegiatan kesenian.

Pembatasan kegiatan yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi kerumunan atau keramaian di tengah masyarakat berdampak negatif bagi para pelaku UMKM, salah satunya seniman. Mereka yang biasanya bekerja dengan menampilkan sebuah karya kreativitasnya di atas panggung hiburan menjadi terhambat akibat dampak tersebut. Pembatasan jumlah undangan dalam acara pernikahan menjadi salah satu ancaman bagi eksistensi seniman. Mereka yang biasanya di sewa untuk memeriahkan acara tersebut menjadi berkurang bahkan ditiadakan. Hal tersebut berakibat terhadap pendapatan para seniman yang terus berkurang.

Banyak para seniman yang mengeluhkan kebijakan yang dilakukan pemerintah. Mereka harus memutar otak, memikirkan bagaimana caranya agar tetap mendapatkan penghasilan.

Eka Maya Adhitama selaku seniman tari di Lampung, mengatakan bahwa Ia sangat merasakan dampak Covid-19 terhadap perekonomiannya. Dimana sebelum Covid-19 melanda, sanggar tari yang Ia punya sangat aktif dalam menampilkan sebuah karya. Setelah merasakan dampak covid terhadap sanggar yang Ia punya, pemasukannya mulai menurun. Akhirnya, Ia kembali membuka usaha sampingan agar dapat menekan dampak Covid-19 yang dirasakannya. "Saya banting setir berjualan makanan di rumah dan saya daftarkan di gojek agar mendapatkan tambahan penghasilan" ujar Eka.

Pemerintah seharusnya lebih melirik para seniman dan memberikan ruang untuk mereka berkarya. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan seni melalui media online berbayar agar para seniman tetap mendapatkan penghasilan. Dengan adanya kegiatan tersebut, dapat mendongkrak eksistensi seni di lingkungan masyarakat.

Pemuda sebagai generasi penerus bangsa perlu berperan dalam mendongkrak eksistensi seni. Salah satu cara untuk mewujudkannya dengan belajar tentang kesenian yang ada serta mempromosikannya, agar kesenian di Indonesia semakin dikenal oleh kalangan luas dan perekonomian seniman di Indonesia, terutama Lampung menjadi lebih baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya