is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ahmad Sohir

Apakah Wajar Bagi Seorang Pelajar Merasa Gagal dan Tidak Yakin dengan Dirinya?

Curhat | 2021-12-27 19:29:20

Alam berkata,“Di langit tak selamanya mendung, gelap, dan sepi. Ada juga cerah, pelangi, awan, senja, dan juga bintang-bintang yang menghiasinya.”

Sama halnya dengan hidup, ada masanya kita jatuh, ada juga masanya kita bisa bangkit. Jalani saja sesuai alurnya. Semangat saja kawan!

“ Setiap fase yang kamu jalani harus bisa mendatangkan pelajaran untuk naik ke fase berikutnya” Merry Riana, Mimpi Sejuta Dolar.

Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay

Semua orang akan melalui fase hidup yang tidak selamanya berjalan sesuai dengan keinginan. Terkadang kita merasa sedih lalu senang, merasa gagal lalu akhirnya berhasil, dan ada yang awalnya percaya diri menjadi menutup diri.

Sama halnya dengan pelajar, banyak dari mereka yang bersekolah hanya untuk menghibur diri, memanfaatkan uang saku, sekedar gaya-gayaan atau hanya menjadi pengganggu saja. Namun banyak juga dari mereka yang putus sekolah karena bullying. Sebenarnya apa yang mereka rasakan dan inginkan?

Hilangnya Motivasi

Salah satu faktor pendorong hilangnya semangat seorang pelajar untuk bersekolah adalah kehilangan motivasi. Kondisi ini terjadi karena kurangnya dorongan dari orang-orang terdekat mereka, seperti dari orang tua, keluarga, maupun teman-teman mereka. Sebaliknya, ada juga seorang pelajar yang kehilangan motivasi justru karena dorongan dari orang-orang terdekat mereka. Karena dorongan inilah yang menyebabkan mereka harus menjalani fase hidup di mana hanya ada tiga pilihan. Bertahan, keluar, atau terlena dalam keadaan.

Untuk mereka yang memilih bertahan, apakah akan menjadi semakin kuat? Tentu saja tidak. Mereka akan semakin terpuruk dalam kondisi kehilangan motivasi. Seorang pelajar yang bertahan dalam kondisi ini biasanya cenderung diam, menutup diri kepada orang lain, dan bersekolah hanya untuk formalitas saja.

Untuk yang terlena bagaimana? Apakah menjadi lebih baik? Tentu saja tidak. Dalam keadaan ini, mereka justru menyalahkan keadaan dan mempermainkan kenyataan. Tidak ada batasan bagi mereka, malah menjadi semakin beringas, tidak dapat diatur dan semaunya sendiri. Mungkin bisa disebut kehilangan jati diri.

Bagimana dengan mereka yang keluar dari kondisi tersebut? Apakah menjadi lebih baik? Tentu saja. Seorang pelajar yang berhasil melalui fase ini pantas disebut sebagai seorang pahlawan. Mengapa? Karena jelas bukan hal yang mudah bagi mereka melewati fase tersebut.

Semangat lalu Merasa Gagal

Antusias pelajar dalam bersekolah dapat dilihat dari semangat belajarnya. Ketika mereka bersemangat, ada harapan untuk mereka sukses di kemudian hari. Konsistensi adalah kunci utama meraih kesuksesan. Ketika mereka mampu bertahan, sabar, dan selalu berupaya memotivasi diri mereka sendiri, respon dari lingkungan sekitar juga akan sejalan dengan apa yang mereka lakukan. Namun, apakah semuanya seperti itu? Tidak. Lingkungan sekitar juga bisa menjadi faktor penghambat kesuksesan mereka. Teman sekolah misalnya. Tidak semua dari mereka mendukung langkah mereka untuk sukses. Beberapa dari mereka berupaya menjatuhkan, menyudutkan, atau mengganggu bahkan menggagalkan usaha mereka.

Inilah dua sisi semangat pelajar yang berbeda. Satu sisi bersemangat untuk sukses, dilain sisi bersemangat untuk menggagalkan kesuksesan.

Ketika pelajar tidak kuat dengan kondisi yang telah disebutkan di atas, yang awalnya semangat akhirnya menjadi merasa gagal. Karena dorongan kegagalan mereka lebih kuat daripada keyakinan bahwa mereka bisa.

Bagai jatuh dari tangga, mereka kehilangan semangat, kehilangan arah, yang awalanya membuka diri menjadi menutup diri, sampai ada dari mereka yang memilih mengundurkan diri.

Dorongan yang Membangun

Ketika seorang pelajar sudah kehilangan motivasi, merasa gagal dengan apa yang dilakukannya, yang mereka inginkan adalah adanya dorongan yang membangun dari orang lain. Itu sangat membantu mereka untuk bertahan dan bebas dari pengaruh buruk orang lain. Kepercayaan diri juga menjadi alasan selanjutnya yang bisa mendorong mereka untuk jauh lebih baik, ketika mereka percaya bahawa mereka bisa, dan yakin dapat melalui fase hidup tersebut, di fase selanjutnya mereka akan menjadi lebih kuat dan jauh lebih hebat di banding fase sebelumnya.

"Untuk berhasil dalam hidup, kamu membutuhkan dua hal: ketidaktahuan dan kepercayaan diri."
-- Mark Twain --

Apresiasi Sebagai Bentuk Penghargaan

Karakter pelajar yang tidak semestinya, misal acuh tak acuh kepada orang lain, apatis, menjengkelkan, dan lebih suka menganggu dari membantu terkadang didasari oleh perasaan kecewa terhadap orang-orang didekatnya. Ketika mereka melakukan hal-hal kebaikan, peka terhadap orang lain, dan berproses menjadi orang yang lebih baik, mereka tidak mendapatkan timbal balik yang membuat mereka merasa dihargai.

Mereka memang tidak boleh berharap lebih atas kebaikan yang telah mereka lakukan, namun sewajarnnya manusia dalam interaksi sosial, yang diinginkan seorang pelajar adalah apresiasi dan dihargai atas proses dan kebaikan yang telah mereka lakukan. Rasa bahagia dan dihargai tidak dapat dinilai dengan apapun, seperti penelitin yang dilakukan oleh Cameron Anderson kepada mahasiswa MBA (Master of Business Administration) ketika mereka masih sekolah dan setelah lulus, hasilnya adalah :

Mahasiswa yang baru lulus dan dihormati, dihargai dan diterima dengan baik secara sosial lebih merasa bahagia dibandingkan mereka yang mempunyai pendidikan tinggi.

"Saya merasa terkejut melihat betapa berpengaruhnya hal itu jika seseorang berada di posisi sosial yang tinggi atau rendah, mempengaruhi kebahagiaannya," jelas Anderson.

Tiidak perlu besar, cukup dengan ucapan terima kasih, sederhana namun membuat mereka merasa dihargai dan dianggap memberikan manfaat untuk orang lain.

Pada akhirnya, perasan gagal dan tidak yakin dalam diri seorang pelajar itu wajar, yang kemudian membuat mereka bersekolah hanya untuk menghibur diri, di sekolah hanya mengganggu, dan ada yang karena bullying akhirnya memilih mengundurkan diri. Hidup akan selalu berputar, dan ketika kita berada di bawah, yang kita butuhkan adalah dorongan, dukungan, motivasi, apresiasi juga dihargai dari orang-orang terdekat yang membuat kita menjadi mampu dan layak untuk menjalani kehidupan yang labih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Ekasari, Eka. 2012. Studi Dihormati Lebih Membahagiakan daripada Punya Harta Banyak. wolipop.detik.com ( diakses tanggal 10 Desember 2021 pukul 14.00 WIB )

Novita, Reni. 2021. 60 Kata-kata Motivasi Singkat Penuh Makna, Menginspirasi, dan Menambah Semangat.www.dream.co.id (diakses tanggal 10 Desember 2021 pukul 11.00 WIB )

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya