is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Pemuda Peduli

Gaya baru traveling ala Pemuda Peduli untuk millenials

Wisata | 2021-12-23 10:17:36
Volunteer Pemuda Peduli berfoto bersama petani kebun teh dalam rangkaian kegiatan "Jelajah Desa" Social Traveling Pemuda Peduli yang dilaksanakan di Desa Banjarsari, Pangalengan, Bandung(06/12/19)

Bermain ke suatu tempat di kala liburan tiba menjadi hal yang sering dilakukan oleh berbagai kalangan demi melepas penat dari rumitnya kehidupan kota. Anak muda, menjadi salah satu generasi yang sering melakukan hal ini. Rasa ingin tahu yang besar akan berbagai tempat wisata yang belum terjamah serta kebutuhan sosial media yang sering menjadi alasan mengapa anak muda gemar melakukan traveling.

Atas dasar ini, Pemuda Peduli melalui programnya mencoba menargetkan anak muda dan memberikan konsep gaya traveling baru di kalangan anak muda. Social Traveling, sebuah konsep traveling baru bagi anak muda dimana nantinya SocPacker atau Social Packer, sebutan untuk peserta yang tergabung di dalam program ini bukan hanya bermain di tempat tertuju. Melainkan juga berbagi kebermanfaatan melalui kegiatan sosial yang diselipkan di dalam rangkaian acaranya.

Lahir sejak tahun 2017 lalu, terhitung sudah 8 lokasi yang dikunjungi Social Traveling diantaranya, 5 lokasi yang berada di kota Bandung yaitu Gunung Puntang, Padalarang, serta 2 lokasi yang berada di Pangalengan. 3 lokasi lainnya berada di Majalengka, Garut Selatan dan Banten. Adapun ketiga kegiatan yang berada di dalam program ini ialah “Jelajah Desa”, “Bandung Sisi Sini”, dan “SocPacker”.

SocPacker merupakan kegiatan yang dilakukan ke daerah-daerah yang memiliki potensi wisata namun masih belum terjamah oleh masyarakat dan melakukan kegiatan sosial di tempat tertuju. Dengan 50 persen bobot kegiatan turisme dan 50 persen bobot kegiatan sosial yang dilaksanakan.

Bandung Sisi Sini merupakan kegiatan yang dilaksanakan selama 1 hari. Wargi, sebutan untuk peserta yang tergabung di dalam kegiatan ini, diajak untuk melihat potensi wisata yang belum dikenali secara luas di kota Bandung dari sisi yang lainnya dan tak lupa melakukan kegiatan sosial yang dilaksanak di lokasi.

Kegiatan terakhir, Jelajah Desa. Penjelajah, diajak untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi masyarakat di tempat tertuju dengan mengikuti kegiatan sehari-harinya. Sebanyak 90 persen bobot aktivitas sosial dan 10 persen bertraveling dilakukan di dalam kegiatan Jelajah Desa.

Di bulan Juni kemarin, Social Traveling kembali aktif setelah sempat redup akibat pasang surutnya Pembatasan Sosial yang diberlakukan ketika penyebaran virus terjadi. Mengambil lokasi di Desa Pangli, Kecamatan Cibodas, Kabupaten Bandung Barat, Bandung sebagai tempat dilaksanakannya “Jejalah Desa”.

Penjelajah (Sebutan untuk peserta di dalam program "Jelajah Desa" Social Traveling) saat bermain permainan tradisional bersama anak Desa Pangli pada (13/06/2021)

Rangkaian acara yang dilakukan selama 2 hari 1 malam di tanggal 11-13 Juni kemarin, berisikan kegiatan bermain bersama anak desa Pangli, mengunjungi objek wisata Danau Urugan, serta berbagi kebermanfaatan melalui pembagian pakaian bekas layak pakai serta bantuan alat pembelajaran bagi anak-anak desa Pangli.

Aldi Gagan selaku Socioworker dari Social Traveling Pemuda Peduli menerangkan tujuan dari Program Social Traveling Pemuda Peduli untuk ialah menerapkan gaya baru dalam bertraveling bagi anak muda.

“Harapan dari program ini, ketika nanti setelah pulang dari acara ini peserta akan mendapatkan sudut pandang baru tentang bagaimana kegiatan sosial bisa dirangkai dan dibentuk dengan cara yang menyenangkan tentunya” Ungkap Pria yang kerap disapa Gale tersebut.

Akhirnya, Makna bahwa bertraveling bisa menjadi lahan berbagi melalui kegiatan sosial merupakan tujuan akhir yang dimaksud dari program Social Traveling Pemuda Peduli untuk anak muda masa kini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya