is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Wahdatunnajmi Untsa

Apakah orang introver sulit untuk bersosialisasi?

Eduaksi | 2021-12-22 18:09:08

Aku pemalu dan aku gabisa bergaul karena aku introver”

Pernahkah kalian mendengar atau membaca pernyataan seperti di atas? Introver sering kali dianggap pemalu, tidak dapat berbicara di depan orang atau bahkan tidak bisa bersosialisasi. Hal ini mungkin saja bisa benar dan tidak. Sebelum lebih lanjut, mari kita bahas terlebih dahulu apa sih inrovert itu?

Untuk mengetahui adanya perbedaan dalam reaksi-reaksi terhadap lingkungan sosial dan dalam tingkah laku sosial, dalam penelitian yang dilakukan oleh Eysenk ditemukan dua dimensi dasar kepribadian yaitu introver dan ekstrover.

Tipe kepribadian introver memiliki sifat yang tenang, mawas diri, pemikir, cenderung mudah stress, kurang percaya pada keputusan yang impulsif, suka hidup teratur, khawatir, kaku, sederhana, tenggang hati, terkendali, dapat diandalkan, menguasai diri dan selalu berusaha mempertahankan sifat-sifat baik untuk diri mereka sendiri.

Orang-orang yang termasuk dalam tipe introver adalah individu yang berpusat pada dirinya sendiri, termasuk menentukan perilakunya sendiri. Menurut Carl Jung pada dasarnya seseorang dengan tipe kepribadian introver cenderung akan menyukai aktivitas yang tidak melibatkan orang disekitanya dan perhatiannya lebih berpusat pada diri sendiri (Widiantari & Herdiyanto, 2013). Hal ini membuat individu tipe introver memiliki kontrol diri yang kuat, dan memiliki dan selalu berusaha untuk mawas diri.

Kepribadian introver menyukai hidup teratur, dan menjunjung nilai-nilai etis. Mereka cenderung merencanakan lebih dahulu dan melihat dahulu sebelum melangkah, menjalani kehidupan sehari-hari dengan keseriusan, dan jarang berperilaku agresif (Abd. Rahman et al, 2013).

Menurut Mokhtar Jamil (2012) pada saat bekerjasama para introver menikmati tugasnya karena adanya manfaat yang akan diterimanya. Sedangkan pada saat terjadi persaingan, introver cenderung kurang merespon karena merasa ragu-ragu dalam bertindak dan penuh pertimbangan dalam membuat keputusan.

Nah, berdasarkan penjelasan tentang introver di atas, bisa jadi jika kamu merasa kurang bisa bersosialisasi atau bergaul, mungkin kamu bukan introver, loh. Mungkin kamu takut menghadapi keramaian, takut jadi pusat perhatian dan dapat dikatakan itu anxious.

Introver itu bukan anti keluar rumah, pendiam, atau tidak suka bicara depan orang. Sering sekali orang merasa cemas, minder, takut, malah mengaku sebagai introver. Introver itu jika sedang ingin recharge energi mental, dia baru akan menyendiri. Bukan tidak mau ada di keramaian sama sekali, itu salah.

Introver juga bukan “berbicara sebelum berpikir”, tidak ada hubungannya. Mau introver atau extrover, sebelum berbicara tentu perlu berpikir. Dan manusia tetap akan salah walaupun berpikir terlebih dahulu baru berbicara. Itu pentingnya menyadari kelemahan dalam diri sendiri.

Sering kali kita mendengar “saya tipe orang yang introver, sehingga saya tidak berani berbicara di depan orang”, ini bukan “tipe”, tapi mungkin kebiasaan yang terbentuk lama sehingga dianggap itu bagian dari diri.

Introver sering digunakan untuk seakan menggambarkan ketidakmampuan bertemu orang lain, kawatir pikiran buruk orang lain tentang dirinya, seakan itu adalah tipe. Padahal itu bukan tipe, itu kebiasaan berpikir.

Kenapa penting untuk tidak menganggap bahwa ini “tipe” diri? Karena kalau kita menganggap ini tipe, seakan-akan benar bahwa diri kita ini introver yang pemalu dan tidak berani ketemu orang lain. Dan seakan-akan bahwa kita benar begini, dan tidak bisa diubah.

Kamu bukan pemalu, kamu tidak terbiasa menghadapi emosi cemas dan khawatir. Sehingga kamu perlu belajar. Dalam sudut pandang seperti ini, lebih mudah untuk membiasakan yang baru.

Individu dengan kepribadian introver me-recharge energi pada saat dirinya menyendiri. Tapi kalaupun mereka bertemu keramaian tidak masalah. Jadi jika bertemu keramaian kamu merasa cemas, bingung, takut, tidak kuat, itu bukan introver ya, guys.

Tapi kalau saya ternyata benar introver gimana dong? Ya tidak apa, introver itu tidak mengganggu kok. Yang mungkin ganggu itu kalau anxious sampai berlebihan. Akhirnya aktivitas terganggu, sosialisasi terganggu, dan sampai tidak pede.

Nah guys, introver itu ga semata-mata orang yang pendiam saja, tapi ternyata ada beberapa macam introver yang barangkali perlu kamu ketahui.

1. Social Introver: Introver yang satu ini lebih memilih untuk bersosialisasi dengan grup kecil atau teman sekelompoknya. Namun, tidak menghindari bersosialisasi dan tidak masalah pergi ke tempat yang ramai.

2. Thinking Introver: Introver ini kalau kemana-mana lebih suka sendiri. Ia sangat suka berpikir, melamun, dan berimajinasi pada dunia khayalannya. Introver inilah yang biasanya memiliki ide-ide kreatif dan unik.

3. Anxious Introver: Untuk introver yang satu ini takut dan menghindari kehidupan sosial. Tipe introver ini yang kemungkinan besar terkena Social Anxiety Disorder dan memerlukan bantuan untuk bisa bersosialisasi.

4. Restrained Introver: Introver yang satu ini sangat berhati-hati dalam bertindak karena mereka berpikir dulu, sebab itu mereka cenderung slow moving alias cenderung lambat dalam melakukan sesuatu.

Setelah kita memahami lebih lanjut apa itu introver dan macam-mcamnya, pasti kita jadi lebih mengerti dong ternyata tidak selalu karena introver seseorang jadi susah bersosialisasi. Seorang introver hanya perlu ruang untuk sendiri untuk mengisi ulang energi dalam dirinya. Banyak public figure yang memiliki kepribadian introver seperti Lady Gaga, Jungkook BTS, Soobin TXT, bahkan Emma Watson. Namun, mereka tetap bisa punya banyak teman dan relasi.

Daftar Pustaka

Rayidah, Nur, et al. (2013). Pengembangan Materi Tipe Kepribadian Menurut Hans J. Eysenck Untuk Siswa SMA/Sederajat. Jurnal Bimbingan Konseling, 3(1), 1-14.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya