is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nur Amalina Khairunnisa

Gaslighter: Sang Manipulator Handal Tersembunyi

Eduaksi | 2021-12-22 17:19:12
Sumber foto: https://www.istockphoto.com/id/foto/boneka-tangan-dari-kepemimpinan-mengendalikan-hidup-kita-konsep-gm1048784316-280508795
Sumber foto: https://www.istockphoto.com/id/foto/boneka-tangan-dari-kepemimpinan-mengendalikan-hidup-kita-konsep-gm1048784316-280508795

Kamu terlalu sensitif!”, “Aku cuman bercanda aja, kok kamu lebay banget sih!”, “Aku ga pernah lakuin itu kok, kamu aja yang ngada-ngada!”. Apakah lawan bicaramu pernah berkata seperti itu ketika sedang beargumen dengan kamu? Jika kamu menjawab “iya”, maka kamu harus berhati-hati, karena bisa jadi kamu sedang menjadi target manipulasi gaslighter!

Apa Itu Gaslighting & Gaslighter?

Menurut J.B Snow, Gaslighting adalah suatu usaha yang dilakukan orang untuk memanipulasi realita yang kita miliki. Tujuannya adalah untuk memaksa sang korban untuk menerima realita palsu tersebut dan mengalihkan perasaan bersalah orang yang salah kepada korbannya (Snow, 2015). Nah, gaslighter itu sendiri adalah sebutan bagi orang-orang yang melakukan gaslighting

Gaslighting ini adalah bentuk perilaku yang kerap muncul pada suatu hubungan toxic. Tidak hanya antara orang yang berpacaran saja, perilaku seperti ini bisa terjadi antar teman, dan bahkan hubungan anatara orang tua dan anak. Perilaku ini sangatlah berbahaya karena dapat menyiksa secara emosional korban.

Sedikit fun fact, istilah “gaslighting” pertama kali muncul dalam suatu drama pada tahun 1938 oleh Patrick Hamilton berjudul “Gaslight” yang menceritakan tentang seorang Wanita yang mencoba membohongi dan memanipulasi suaminya agar suaminya percaya bahwa ia gila. Seiring berjalan waktu istilah “gaslight” menjadi suatu istilah dalam dunia psikologi. Cukup menarik bukan?

Proses dan Dampak Gaslighting

Kita telah mengetahui apa itu gaslighting, namun bagaimana sih sebenarnya seorang gaslighter dapat memanipulasi korbannya? Apakah mereka menggunakan trik-trik khusus untuk melakukannya?

Dikutip dari verywellmind.com, teknik yang digunakan oleh gaslighter adalah dengan cara merusak persepsi seseorang tentang realitas. Ia akan mengatakan bahwa kamu itu pembohong dan hal-hal yang dikatakanmu tidak pernah terjadi. Ia akan menuduh kamu berhalusinasi ataupun bahwa kamu sudah gila. Hal ini akan menyebabkan keraguan terhadap dirimu sendiri dan merusak kepercayaan dirimu. Kamu mungkin akan berpikir apakah ada yang salah dengan dirimu sendiri dan merusak kesehatan mental kamu.

Gaslighting akan sangat berdampak kepada seseorang terutama kepada kesehatan mentalnya. Beberapa hal yang akan terjadi kepada seseorang yang sedang terkena gaslighting adalah sebagai berikut:

· Meragukan realita dan pandanganmu sendiri

· Merasa bahwa dirimu pantas menerima perlakuan yang buruk karena kau percaya bahwa dirimu yang salah

· Kamu selalu merasa insecure dan lemah

· Merasa tidak berdaya dan sendirian

· Kecewa akan diri sendiri

· Kesulitan dalam memilih karena kau tidak memercayai pilihanmu benar atau salah

Lalu, Bagaimana sih Ciri-Ciri Seorang Gaslighter Agar Kita Bisa Menghindari Mereka?

Kita harus sangat berwaspada terhadap seorang gaslighter, karena mereka dapat membuat hidup kita menjadi sangat sengsara. Banyak sekali orang-orang yang masuk ke dalam suatu hubungan toxic dan abusive dengan seorang gaslihgter dan sangat susah sekali untuk keluar dan lari darinya. Oleh karena itu kita harus bisa untuk mencegah hal ini terjadi dengan cara mengetahui karakteristik orang-orang gaslighter. Berikut beberapa sifat dan karakteristik gaslighter dikutip dari esai oleh Andrew D. Spear (Spear, 2019):

1. Intoleran dan tidak dapat menerima kritik

Seorang gaslighter tidak memiliki sikap toleransi terhadap orang-orang disekitarnya. Ia tidak suka jika dirinya dikritik dan tidak pernah mau bertanggung jawab akan kesalahannya. Mereka sering sekali merendahkan pemikiran korban-korban mereka dan tidak peduli bagaimana perasaan mereka

2. Pembohong yang handal

Gaslighter adalah seorang yang suka bohong terutama apabila mereka sedang dalam kondisi dipojokkan atas kesalahan mereka. Mereka dengan mudah dapat merubah pandangan seseorang dan justru menunjuk korban mereka sebagai orang yang berbuat salah.

3. Asertif

Tidak hanya seorang pembohong, mereka juga sangatlah asertif dengan pernyataan-pernyataan mereka. Akibatnya kita yang menjadi pendengar akan sulit menolak apa yang sedang dikatakannya. Dia pembicara yang handal dan dapat memperluas pernyataan-pernyataannya hingga sang korban dapat percaya dengan perkataannya.

4. Selalu ingin merasa berkuasa

Salah satu tujuan seorang gaslighter untuk memanipulasi korbanya adalah untuk merasa berkuasa akan korbannya. Untuk merasakan bahwa dirinyalah yang paling kuat. Gaslighter pun akan selalu merendahkan korbannya dan meyakinkan bahwa korbannya tidak mampu melakukan apa-apa.

Gaslighter adalah seseorang yang sangat berbahaya, manipulative, serta toxic terhadap seseorang. Sangat sulit bagi seseorang untuk keluar dari hubungan yang manipulative, kita layaknya sedang dicuci otaknya oleh mereka. Oleh karena itu, kita harus benar-benar bisa menjaga diri dan memilih pergaulan yang baik bagi diri kita agar tidak terjerumus ke dalam hubungan-hubungan yang dapat merusak dan menyakiti diri kita.

DAFTAR PUSTAKA

Andrew D. Spear. (2020). Gaslighting, Confabulation, and Epistemic Innocence. Topoi, 39, 229–241.

Sherri Gordon. (2021, November 2). What Is Gaslighting? Verywellmind. https://www.verywellmind.com/is-someone-gaslighting-you-4147470

Snow, J. B. (2015). Gaslighting: The Ultimate Narcissistic Mind Control.

Spear, A. D. (2019). Epistemic dimensions of gaslighting: peer-disagreement, self-trust, and epistemic injustice. Inquiry, 1–24. https://doi.org/10.1080/0020174X.2019.1610051

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya