is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Siti Nabila Suryaningsih

FoMO Syndrome: Penyakit Generasi Milenial?

Eduaksi | 2021-12-21 13:25:44
sumber: unsplash.com

Teman-teman, pesatnya perkembangan teknologi tidak hanya memberikan dampak positif, namun berbagai sisi negatif pun lekat dalam mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia. Saat ini, seluruh informasi mudah ditemukan hanya dengan membuka gadget yang kita miliki. Selain itu, berinteraksi, berpastipasi, hingga menciptakan suatu karya pun dapat dilakukan di suatu media daring bernama media sosial.

Kini, maraknya penggunaan media sosial bukanlah hal yang mengejutkan lagi. Faktanya, media sosial menjadi teman sehari-hari bagi generasi milenial. Media sosial sudah seperti bagian dari kehidupan mereka. Berdasarkan hasil survei pada laman Hootsuite We Are Social didapatkan data bahwa rata-rata masyarakat Indonesia menggunakan media sosial selama 3 jam 26 menit per-harinya. Cukup tinggi, bukan? Maka dari itu, hal ini menyebabkan media sosial menjadi salah satu faktor pemicu terbentuknya FoMO dalam diri seseorang.

FoMO? Mungkin sebagian teman-teman asing dengan istilah tersebut. Nah, pada artikel yang sedang teman-teman baca ini, mari kita bahas apa pengertian FoMO, apa saja dampaknya bagi kehidupan seseorang dan bagaimana cara mencegahnya agar kita terhindar dari sindrom ini.

Yuk! kita simak pembahasan di bawah ini.

Apa itu FoMO?

Pernahkah kalian ada di situasi dimana merasa tidak ingin berpisah dengan kehidupan semu di media sosial? Atau mungkin kalian merasa gelisah dan khawatir bila telat mengetahui atau ketinggalan akan suatu berita disana? Yuk, kenali istilah yang disebut sebagai penyakit generasi milenial ini!

Fear of Missing Out (FoMO) adalah kekhawatiran, kecemasan, dan kegelisahan yang dialami seseorang saat merasa tertinggal akan tren yang sedang terjadi. Gaya hidup FoMO melekat pada diri seseorang yang ingin selalu aktif dan mengetahui segala situasi dan informasi yang beredar. Teman-teman, sindrom FoMO inilah yang menjadi salah satu pemicu bagi seseorang untuk mengakses internet setiap hari lho! Tercatat bahwa kasus sindrom ini banyak ditemukan pada remaja dan dewasa awal.

Ketergantungan seseorang akan teknologi, turut mengubah fungsi dari media sosial itu sendiri. Generasi milenial saat ini tidak hanya mencari tahu informasi yang menjadi kebutuhannya, pada beberapa kasus mereka bahkan mengikuti kehidupan sehari-hari orang lain melalui media sosialnya. Lucu, bukan? Mereka menganggap hal tersebut merupakan suatu kegiatan yang wajib mereka lakukan setiap hari, bila terlewatkan, mereka akan merasa gelisah seharian.

Lantas, Apa yang Menyebabkan Seseorang Mengidap FoMO?

Kalian pasti bertanya-tanya, apa penyebab sindrom generasi milenial ini? Nah, sindrom FoMO muncul karena penggunaan media sosial yang berlebihan, akibatnya individu selalu memantau dan terhubung dengan sosial media mereka setiap waktu. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Przybylski, 2013) menunjukkan bahwa individu yang mengalami FoMO adalah mereka yang menggunakan media sosial secara berlebihan, misalnya sesaat setelah bangun tidur, saat makan, bahkan saat sedang berkendara.

Dari pernyataan tersebut dapat kita simpulkan bahwa FoMO dapat terjadi apabila seseorang merasa sulit berpisah dari penggunaan gadget atau media sosial demi memantau aktivitas orang lain di luar jangkauannya.

Apa saja Dampak FoMO?

Lalu, apa saja dampak FoMO bagi kehidupan seseorang? Teman-teman, FoMO sendiri memiliki berbagai macam dampak yang dapat mempengaruhi kualitas hidup kita, salah satunya adalah dapat menyebabkan individu melakukan social comparison (membandingkan diri sendiri dengan orang lain). Jika individu memiliki tingkat self-esteem yang rendah, individu tersebut akan mengalami kecemasan sosial, seperti minder, ternistakan, bahkan hingga mengalami depresi dan gangguan mental berat lainnya.

Nah, sekarang teman-teman sudah memahami mengenai dampak dari penggunaan media sosial yang berlebihan bisa membuat seseorang mengidap berbagai penyakit mental yang tentu saja dapat mengganggu aktivitas sehari-harinya. Sangat fatal, bukan? Lalu, bagaimana cara mencegahnya agar kita terhindar dari sindrom FoMO dan ketagihan bermain sosial media hingga lupa waktu? Yuk, simak pembahasan selanjutnya.

Bagaimana Cara Mencegahnya?

Cara pencegahan yang pertama yaitu dengan Mindfulness Therapy. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan melakukan relaksasi, menghayati nafas, dan menyadari momen yang dirasakan dengan diiringi oleh alunan musik yang dapat membuat hati dan pikiran tenang. Namun, sebelum melakukan kegiatan tersebut, teman-teman harus menonaktifkan gadget dan seluruh akun sosial media yang teman-teman miliki, agar proses Mindfulness Therapy dapat berjalan lancar tanpa adanya gangguan.

Kegiatan untuk mencegah FoMO lainnya yaitu dengan Possitive Self-Talk. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menulis daily life, seperti menulis kelebihan, bakat, dan keunikan yang kalian miliki, kemudian tempelkan catatan tersebut pada satu tempat yang mudah dilihat dan dijangkau. Kegunaannya untuk apa sih? Dengan melihat catatan-catatan tersebut teman-teman akan mengetahui dan lebih memperhatikan kelebihan-kelebihan yang ada pada diri sendiri. Cukup mudah, bukan?

Jika teman-teman ada yang merasa dirinya terkena sindrom FoMO, cobalah untuk pelan-pelan tidak bergantung pada ponsel atau gadget kalian. Minimal batasi penggunaannya hanya untuk membuka hal-hal penting saja. Awalnya memang nggak mudah untuk dijalani, namun seiring berjalannya waktu pasti akan merasa hal tersebut merupakan sesuatu yang memang harus teman-teman lakukan. Bermain media sosial tentu saja merupakan hal yang wajar, lagipula media sosial dibuat sebagai tempat hiburan online masyarakat, kan? Akan tetapi, jika kita sudah kecanduan, maka akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan dan aktivitas sehari-hari kita.

Dari pembahasan di atas, kita dapat simpulkan bahwa FoMO merupakan sindrom yang harus dihindari dari kehidupan kita. Lalu, bagaimana cara menghindarinya? Tentu saja kita harus pandai dalam mengolah waktu untuk menggunakan berbagai media sosial yang ada. Perkembangan teknologi yang sangat maju tentu saja membawa sisi negatif di balik sisi positifnya yang mampu membantu masyarakat luas dari berbagai kalangan. Oleh karena itu, kita sebagai generasi milenial yang hidup pada zaman yang serba mudah ini, harus pintar-pintar dalam menggunakan ponsel atau gadget yang dimiliki supaya terhindar dari kecanduan bermain media sosial dan tentu saja terhindar dari sindrom FoMO ini.

Referensi

Aisafitri, L., & Yusriyah, K. (2021). Kecanduan Media Sosial (FoMO) Pada Generasi Milenial. Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(01), 86-106.

Luca, L., Burlea, S. L., Chirosca, A. C., Marin, I. M., Ciubara, A. B., & Ciubara, A. (2020). The FOMO syndrome and the perception of personal needs in contemporary society. BRAIN. Broad Research in Artificial Intelligence and Neuroscience, 11(1Sup1), 38-46.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya