is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aire Salsabila

Tetap Waras di Saat Pandemi

Gaya Hidup | 2021-11-20 05:26:12

Tahukah anda bahwa tingkat stress mahasiswa selama perkuliahan daring akibat pandemic saat ini meningkat tajam? Studi yang dilakukan, Rifa Fauziyyah, seorang akademisi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2020 menunjukkan sebanyak 55,1% dari responden menunjukkan gejala stress dan sebanyak 40% responden menunjukkan gejala kecemasan.

Tak hanya dialami oleh mahasiswa saja, stress dan rasa cemas turut menghampiri baik anak-anak, orang tua, pria dan Wanita. Perubahan pola kerja (menjadi work from home) hingga himpitan ekonomi akibat adanya pembatasan social, turut menjadi penyebab dari kondisi stress tersebut.

Menyikapi hal ini, FKM UI melalui kegiatan pengabidan masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Reguler 2021, menyelenggarakan seminar dengan tema “Kesehatan Fisik dan Mental di Masa Pandemi COVID 19” pada Minggu, 14 November 2021 secara daring dengan salah satu sesi membahas mengenai Kesehatan mental dengan narasumber Mira Damayanti, S.Psi, Psikolog.

Mira, psikolog anak dan keluarga itu menyampaikan bahwa stress dapat berdampak kepada kondisi fisik yaitu jantung berdebar, sakit kepala, lekas Lelah, mual, nafas pendek, naik atau turun berat bedan. “Tak hanya dampak fisik, orang yang mengalami stress cenderung mudah tersinggung, menarik diri, demotivasi, gangguan tidur dan bahkan beberapa di antaranya melakukan tindakan yang terlarang, seperti minum obat-obatan terlarang (psikotropika)” tambah Mira.

Kondisi tersebut semestinya tidak terjadi apabila stress dapat dikelola dengan baik. Strategi tersebut yaitu dengan mengurangi tuntutan dari situasi yang menekan atau dengan meningkatkan sumber daya untuk mengatasi situasi yang ada (problem focused coping). “Problem focused coping dapat dilakukan pada situasi yang diilai masih dapat diatasi”, kata Mira. Sedangkan pada strategi emotion focused coping, adalah dengan mengendalikan respon emosional akibat situasi yang menekan, dan strategi ini dilakukan pada situasi yang sulit untuk diubah.

Pada kesempatan yang sama, Mira juga membagikan tips terutama untuk kalangan ibu pekerja yang selama pandemi ini semakin berat tugasnya karena harus tetap menjalankan pekerjaan dari rumah dan dalam waktu yang bersamaan harus mendampingi anak-anak yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh. “Buat prioritas pada tugas yang dihadapi, pilah-pilah mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan mana yang bisa ditunda serta pekerjaan mana yang dapat didelegasikan”, terangnya. Mira juga menegaskan bahwa komitmen orang tua pada manajemen waktu akan menjadi pembelajaran untuk anak untuk berkomitmen pada jadwal kegiatan yang disepakati.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya