is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ressy Arda

Imamah Dan Khila'fah

Agama | 2021-10-19 07:54:19

Kepemimpinan dalam dunia Islam terus berkembang seiring perkembangan zaman. Pemimpin sebagai kepala Negara yang mengurus segala kebutuhan masyarakat juga dapat menentukan hitam putih dan corak keagamaan masyarakat. Dalam perkembangan umat Islam, konsep kepemimpinan dapat dipastikan selalu merujuk pada apa yang pernah diajarkan oleh Nabi. Ketika Nabi Muhammad wafat pada tahun 632 M, umat Islam antara kelompok Ansar dan Muhajirin mulai memperlihatkan perbedaan pilihan mereka terkait siapa yang layak atau lebih pantas menggantikan posisi Nabi. Hal itu wajar mengingat Nabi tidak pernah mewasiatkan langsung dan tidak memberi prosedur buku yang berkaitan dengan siapa dan bagaimana pengganti beliau nantinya.

Sehingga muncul beberapa ketentuan yang merujuk pada sistem kepemimpinan Umat Islam, seperti Imamah dan khila'fah. Imamah sendiri adalah kata benda yang memiliki arti di depan dan sesuatu yang di depan disebut dengan imam. Itulah sebabnya, dalam kehidupan sehari-hari kata imam sering diartikan untuk menunjuk orang yang memimpin atau pemimpin negara yang ruang lingkupnya diperluas menjadikan pemimpin agama dan politik sekaligus bagi umat Islam.

Adapun istilah khila'fah yaitu, kata Khila'fah merujuk pada serangkaian tindakan yang dilakukan oleh seseorang disebut dengan Khalifah. Sedangkan secara teknis, Khila'fah adalah suatu lembaga Pemerintahan Islam yang berdasarkan pada Al-Qur'an dan Al - sunnah. Dalam sejarah para khila'fah adalah sebutan bagi suatu masa pemerintahan pada masa tertentu, seperti pada masa Khalifah Abu Bakar, Khila'fah Umar bin khatab dan Khalifah seterusnya untuk melaksanakan wewenang yang telah diberikan kepada mereka.

Dari ketentuan tersebut Imamah dan Khi'lafah sendiri pada dasarnya memiliki perbedaan yang sangat mencolok seperti, pada perbedaan area yaitu Khila'fah adalah kepemimpinan dengan batas teritorial tertentu, yang mengikat secara struktural setiap warga yang berada didalamnya, sehingga tidak mengikat orang kecuali area tersebut.

Sedangkan imamah adalah kepemimpinan yang melampaui batas teritorial, daerah, negara, dan lainnya tetapi mengikat secara spiritual dan teologis setiap orang yang mempercayainya. Perbedaan yang kedua adalah obyek, dijelaskan dalam Alquran surah Yun'nus ayat 19 misalnya, Allah menggambarkan umat um'mah serumpun dengan imam dan imamah sebagai sesuatu yang tunggal. Hal ini menunjukkan keterkaitan langsung antara Imam dan Umm'ah. Sedangkan khila'fah mempunyai objek warga negara yang membait kannya. Dalam ayat Alquran, bangsa disebutkan dalam bentuk plural syu'uban wa qab'ail.

Perbedaan yang ketiga adalah relasi, Kepemimpinan vertikal imamah semestinya memang dipegang oleh orang-orang suci dan memiliki spiritualitas tinggi seperti Nabi dan wali. Kepemimpinan horizontal atau khila'fah tidak niscaya dipegang oleh manusia suci. Yang keempat adalah keabsahan, Syiah meyakini Imamah sebagai kepemimpinan umat. Karenanya, ia harus dipegang oleh orang yang memenuhi syarat-syarat ketat yang tidak bisa disandang oleh orangi yang tidak suci. Sedangkan kaum Sun'ni meyakini kepemimpinan yang bersifat struktural dengan batas teritorial sebuah negara.

Karena itu, Sun'ni tidak menetapkan syarat kesucian bagi pemegangnya. perbedaan selanjutnya adalah pemangku, Ali diyakini sebagai imam setelah Nabi wafat karena kepemimpinan umat (Imamah) tidak dibangun melalui pemilihan masyarakat. Sedangkan Sun'ni menitikberatkan pada konsep keadilan bagi seorang khila'fah, yaitu tidak cacat moral. perbedaan selanjutnya yaitu mekanisme, Ali diyakini sebagai Imam dengan proses deklarasi pengangkatan oleh Nabi Saw sebagaimana diperintahkan oleh Allah Swt dalam Alquran.

Sementara Ali memberikan baiatnya kepada Abu Bakar sebagai pemimpin masyarakat (Khalifah), karena tidak menganggapnya sebagai pemimpin umat. perbedaan selanjutnya adalah fungsi, sebagaimana mekanisme imamah dan khila'fah berbeda, maka fungsi imamah bersifat spiritual, bukan institusional sebagaimana dalam khila'fah. kemudian adanya perbedaan karakteristik, tolok ukur khila'fah adalah akseptabilitas.

Sementara konsep imamah, tak harus diterima oleh publik atau sosial. perbedaan yang selanjutnya adalah bentuk, imamah merupakan proses penciptaan, sementara bentuk khila'fah adalah penetapan yang bersumber dari kontrak sosial. Kritik Syiah terhadap Abu Bakar, Umar dan khila'fah lainya harus dipahami sebagai kritik terhadap dirinya yang bijaksana sebagai pemimpin struktural administratif. Bahkan penolakan Syiah terhadap ketiga khalifah tersebut karena dianggap tidak memenuhi syarat-syarat kepemimpinan administratif, bukan kepemimpinan spiritual.

Sayangnya, sebagian orang Syiah, juga Sun'ni, menganggap imamah dan khaila'fah sebagai satu makna. Akibatnya, substansi masalah tereduksi dan dibutakan oleh sentimen sektarian yang memanas karena kesalahpahaman yang berkepanjangan. Yang terakhir adalah kesalahpahaman tanpa klarifikasi, yang patut disayang kan adanya orang-orang Syiah yang memberikan pernyataan yang bisa ditafsirkan sebagai penolakan terhadap kepemimpinan struktural itu.

menurut pandangan opini saya adalah Khila'fah maupun imamah tidak ada perbedaan sebagai pemimpin dalam mengatur negara dan dalam urusan agama. Ibnu dalam bukunya, menjelaskan tidak adanya perbedaan antara makna antara khila'fah dan imamah sebagai pemimpin negara sekaligus pemimpin Islam. Artinya, khila'fah maupun imamah harus dipegang umat Islam sebagai keniscayaan, sebagai pengganti Nabi dalam mengurus umat sebagai imam (pemimpin) bagi umat Islam setelah Nabi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya