is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hidayatulloh

Berburu Daging Halal di Kota Miskolc, Hongaria

Gaya Hidup | 2021-10-14 11:03:00

Ketika saya tiba di salah satu kota di benua Eropa, saat itu pula terbayang di benak hati bahwa saya akan menghadapi banyak tantangan kehidupan sebagai kelompok minoritas muslim. Salah satu kendala terberat adalah memilih makanan yang sesuai dengan kaidah agama yang saya anut. Lebih khusus lagi, saya tinggal di kota Miskolc yang berjarak 146 kilometer dari Budapest, ibukota Hongaria. Lazimnya, kota kecil cenderung memiliki karakteristik penduduk yang homogen dan kegiatan bisnis tak seramai pusat kota. Oleh sebab itu, pilihan konsumen dalam memilih produk makanan dan minuman lebih terbatas.

Dalam tulisan ini saya mengulas tentang pengalaman pribadi sebagai pelajar yang menelusuri daging halal untuk dikonsumsi sehari-hari. Sebagai pribadi yang bukan vegetarian, saya pun ingin menikmati kelezatan daging sebagai sumber protein hewani yang bermanfaat bagi tubuh namun tetap mengikuti kaidah halal dan haram sesuai ajaran agama yang saya yakini.

Dalam Islam, persoalan kehalalan daging hewan dapat dirumuskan dengan mudah dan sederhana. Jenis hewan yang halal dikonsumsi lebih banyak jumlahnya dibandingkan yang haram. Contohnya: ayam, bebek, kalkun, kambing, sapi, unta, ikan, kelinci dan lain-lain. Yang diharamkan lebih sedikit misalnya babi, anjing, ular, dan lain-lain. Selanjutnya, perkara halal haram hewan ternak bukan hanya zatnya yang wajib halal, tetapi juga cara penyembelihannya. Hewan yang masih hidup disembelih dengan cara memotong pangkal leher dengan pisau atau alat serupa yang tajam untuk memutus saluran pernafasan. Tak lupa penyembelih melafazkan basmalah dan dianjurkan menghadap kiblat.

Bagi saya yang tinggal di tengah mayoritas tidak beragama Islam, isu kehalalan daging bukan lagi zatnya tetapi metode penyembelihannya. Saya sering mengunjungi pasar tradisional di kota Miskolc untuk belanja buah dan sayuran tetapi tidak berminat membeli daging ayam segar di toko daging karena keraguan cara penyembelihannya serta kekhawatiran tercampur dengan daging non halal. Begitu pula beberapa swalayan dan supermarket menyediakan daging dalam kemasan, namun saya perlu menelusuri profil perusahaan yang memproduksinya agar saya mengetahui apa yang saya akan konsumsi sehari-hari.

Setelah menelusuri informasi dari kolega dan sumber lainnya, saya akhirnya menemukan daging kemasan yang muslim-friendly antara lain Cocorico dan Gallfood. Cocorico adalah perusahaan peternakan dan pengolahan daging ayam dari Romania yang telah berdiri sejak 1982. Berdasarkan informasi dari https://cocorico.ro/, perusahaan ini mengklaim bahwa produknya alami, berkualitas, sehat dan lezat serta telah diekspor ke banyak negara Eropa. Website resminya memuat informasi yang detail, termasuk sertifikasi produk yang dimilikinya secara lokal, regional dan internasional. Tak kalah pentingnya, saya menemukan pernyataan “Cocorico has been awarded with Halal certification, demonstrating that meat production is carried out in accordance with Islamic directives.” Meskipun tidak tercantum sertifikat halal dari lembaga pemeriksa atau komunitas muslim di situsnya, namun paling tidak saya menemukan “self-declare” kehalalan dari perusahaan.

Selanjutnya adalah Gallfood yang merupakan perusahaan produsen daging kalkun di Hongaria yang beroperasi sejak 1870, kemudian diprivatisasi sejak 2005. Berdasarkan situs resminya http://gallfood.hu/, perusahaan ini memproduksi daging kalkun yang dijual di dalam dan luar negeri. Tujuh puluh lima persen daging kalkun yang diolah bersumber dari kelompok peternak di Hongaria. Dengan pabrik yang modern, daging kemasan memiliki kualitas baik, higienis dan aman serta berstandar ekspor. Beberapa sertifikasi tercantum dalam website perusahaan, termasuk sertifikat halal dari Hungarian Islamic Community, berbasis di Budapest, yang menyatakan bahwa Gallfood “have complied with the HALAL requirements according to Islamic Law” dengan serial nomor 0037 tanggal 10 Maret 2020. Namun ada yang menjadi perhatian saya terkait masa berlaku sertifikat halal tertulis berakhir pada 10 Maret 2021.

Mungkin tidak semua pelajar apalagi pelancong yang punya waktu untuk masak daging halal sendiri. Saya menemukan restoran Turki yang menyediakan daging halal yaitu Sever Torok Etterem yang berlokasi di pusat kota Miskolc. Informasi dapat digali di situs resminya https://severetterem.hu/. Pilihan menu disini sangat variatif dengan gaya Turki yang khas. Nampaknya ini merupakan salah satu restoran favorit mahasiswa muslim yang belajar di Universitas Miskolc.

Demikian cerita saya tentang penelusuran daging halal di kota tempat saya studi. Perlu diperhatikan, informasi yang saya sampaikan masih sangat terbatas sehingga dapat dimungkinkan masih ada produk daging halal kemasan yang dijual bebas di toko atau supermarket dan restoran halal lain yang belum saya ketahui. Jadi jangan khawatir tinggal di negara manapun di benua Eropa karena kita masih dapat menemukan menu terbaik sesuai dengan keinginan dan pilihan hati kita.

Hidayatulloh, Mahasiswa S3 Department of Financial Law, Deak Ferenc Doctoral School in Law and Political Sciences, University of Miskolc dan Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya