TANTANGAN PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI
Guru Menulis | 2021-10-10 14:28:07COVID-19 telah membuat perubahan secara mendadak diberbagai sektor kehidupan tak terkecuali pendidikan. Kondisi ini, membuat Kemendikbud pada bulan Maret 2020 memberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan menerbitkan pedoman pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR). Tentu saja, ini mengagetkan semua kalangan seperti guru, siswa dan juga orangtua. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi tantangan tersendiri bagi para guru khususnya ketika mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam pembelajaran. Karena sejatinya perhatian seorang guru tak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga psikomotorik dan lebih-lebih afektif dalam hal ini karakter. Ketiganya merupakan rukun pendidikan yang sama-sama harus diperhatikan.
SMKN 1 Banyusari merupakan sekolah yang salah satu fokusnya dalam pembinaan karakter. Karakter dalam pendidikan itu sangatlah penting, apalagi ketika kemajuan IPTEK yang sangat pesat. Bicara pendidikan sejatinya bicara tentang rancangan "set up" sebuah generasi masa depan. Generasi yang akan menghiasi negeri ini dengan berbagai karya yang positif, Maju tidaknya Indonesia di masa depan tergantung apa yang dilakukan para remaja hari ini. Berangkat dari hal tersebut, maka visi-misi SMKN 1 Banyusari tak hanya fokus mencetak generasi yang ahli dan mampu beradaptasi dengan dunia kerja saja seperti halnya robot, tetapi, terintegrasi antara aspek kognitif, aspek psikomotorik dan aspek afektif.
SMKN 1 Banyusari sebuah sekolah yang tak hanya mengajarkan materi di kelas, praktik di laboratorium atau bengkel saja tetapi sekolah kami memiliki program pembinaan karakter yang menjadi unggulan yaitu program pembinaan karakter yang berbasis keagamaan sebut saja proram itu adalah Fresh Morning dimana secara rutin tiap pagi para siswa melaksanakan Salat Duha, Zikir Asmaul Husna, membaca Al-Qurâan dan Tahfiz Qurâan, adapun untuk kegiatan kepramukaan, ceramah mingguan, senam sehat sekolah (3S), makan bareng (Mabar), Jumâat bersih (Jumsih) literasi dan pembiasaan berbahasa inggris dijadwalkan secara bergantian setiap paginya.
Pandemi hadir seolah menghilangkan segalanya, perlu pengawasan ekstra agar kebiasaan mahal itu tak lenyap ditelan Korona, bahkan berharap perpindahan tempat pembelajaran ke rumah jjustru mampu meringankan beban orangtuanya, bukan sebaliknya serta pembiasaan -pembiasaan pagi yang sudah menjadi budaya di sekolah akan terus dilaksanakan.
COVID-19 menjadi tantangan sekaligus ujian bagi sistem pendidikan di Indonesia, yang harus dijawab oleh para guru dengan menelurkan ide-ide kreatif, karya-karya inovatif serta menjadikan motivasi tinggi agar selalu produktif di tengah pandemi. Tantangan terberat dalam pembelajaran daring di SMKN 1 Banyusari adalah kurangnya fasilitas yang dimilki oleh para siswa, karena sebagian besar mereka berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah. Karena itu, saya termasuk guru yang tak terlalu membebani dengan tugas yang menggunung, tak juga memanjakan dengan membebaskan dari tugas, tetapi proporsional saja sesuai kemampuan. Karena saya memahami permasalahan yang dihadapi mereka, tak semua mempunyai gadget, punya gadget tetapi tak ada kuota, ada kuota seringkali sinyal tak ada.
âMaaf Pak, saya harus ke atas bukit dulu untuk dapat sinyalâ atau âPak, mohon maaf kemarin tak mengerjakan tugas, karena kuota data habisâ itu dua contoh kendala saat pembelajaran daring, ini yang menjadi tantangan para guru di pelosok desa yang tak bisa bebas memilih aplikasi yang keren-keren seperti halnya di sekolah-sekolah besar di tengah kota.. Hanya sesekali, dua kali saja dengan Zoom, Google Meet selebihnya melalui grup WhatsApp atau kadangkala guru membentuk kelompok belajar di desa-desa agar pembelajaran tetap dapat berlangsung. dan jurus terakhirnya adalah dengan membuat modul-modul yang interaktif .
Pembelajaran daring menjadi pengalaman yang menguras pikiran, para guru dituntut memiliki kecerdasan digital sehingga mau tak mau harus mampu berinovasi, mengasah kreatifitas. Jika dipandang dari sisi yang lain maka hikmah pandemi ini seperti menyadarkan para guru agar melek teknologi dan memperkaya metode pembelajaran untuk segala kondisi. Oleh karena itu, agar GURU HEBAT dan BANGSA KUAT selama pandemi saya mengikuti kegiatan-kegiatan untuk menunjang pengembangan diri, memperkaya wawasan intelektual seperti mengikuti Webinar-webinar yang diadakan oleh berbagai instansi. #GuruHebatBangsaKuat
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.