is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Oase kata

Refleksi Turbulensi Politik Negeri Jiran

Politik | 2021-08-20 21:04:42

Oleh : Febrian Amanda

(Vice President Malaysia-Indonesia Friendship Alliance, Ketua Umum JATTI)

Saya ingin memberikan refleksi dan ulasan pendek terkait turbulensi atau goncangan politik di Malaysia. Negeri jiran yang sangat dekat dan bersahabat dengan kita bangsa Indonesia. Menyusul pengunduran diri PM Muhyiddin Yasin secara mengejutkan beberapa hari lalu. Hal ini menjadi menarik tentunya setidaknya karena beberapa hal:

Pertama karena kemelut politik ini berlangsung dan memuncak ketika Malaysia, Indonesia dan seluruh dunia sedang berhempas pulas memerangi virus Covid-19.

Kedua, terjadinya turun naik pimpinan kerajaan Malaysia serta bongkar pasang kabinet menteri beberapa kali dalam rentang waktu yang relatif singkat. Namun uniknya tidak ada gejolak atau demonstrasi berarti pada rakyat Malaysia.

Yang ketiga bahwa peristiwa yang tercatat dalam sejarah Negara Malaysia ini menunjukkan Maha kuasa Allah SWT dan membenarkan firman-Nya dalam Al-Qur’an, bahwa pergantian kekuasaan berlangsung atas Kuasa dan Kehendak-Nya.

Sedikit melihat mundur ke belakang secara ringkas bahwa Malaysia pernah dipimpin oleh Tun Mahathir Muhammad selama 22 tahun bersama Partai UMNO dengan koalisi Barisan Nasional. Kemudian Tun Mahathir diganti oleh Tun Abdullah Ahmad Badawi sebelum dilanjutkan oleh DS Najib Razak selama dua periode.

Kemudian pada Pilihan Raya Umum (Pemilu) ke 14 yang lalu, UMNO kalah dengan Partai Keadilan Rakyat pimpinan DS Anwar Ibrahim dan koalisinya yang dinamakan Pakatan Harapan. Ketika inilah permulaan babak baru Kerajaan Malaysia berlangsung dimana berakhirnya dominasi partai UMNO sebagai partai Melayu terbesar.

Suhu politik Malaysia menjadi sangat dinamis dan menarik untuk diperbincangkan. Dari kedai kopi hingga cafe hotel bintang 5, dari kampung hingga Kota besar masyarakat membualkannya. Meskipun yang menang adalah Partai Keadilan Rakyat namun yang menjadi Perdana Menterinya bukan dari kalangan mereka. Akan tetapi dari Partai Bersatu besutan Tun Mahathir Mohammad. Yang lebih uniknya lagi adalah Tun Mahathir yang sudah berusia 93 tahun ketika itu sekali lagi menjadi Perdana Menteri Malaysia dan DS Wan Azizah menjadi Wakilnya. Padahal DS Wan Azizah yang adalah istri dari DS Anwar Ibrahim itu adalah Presiden Patai Keadilan Rakyat ciptaan DS Anwar Ibrahim. Sangat disayangkan oleh anggota Partai Keadilan Rakyat ketika itu karena pemimpinnya DS Anwar Ibrahim masih menjalani sisa masa tahanannya.

Secara mencengagngkan, di tengah jalan Tun Mahathir menyatakan mundur dari jabatannya tepat setelah 22 bulan beliau memerintah. Terdahulu Tun Mahathir memimpin 22 tahun, kini beliau mengakhirinya saat genap 22 bulan memimpin. Tampaknya Tun Mahathir enggan menyerahkan estafet kepimpinan Perdana Menteri Malaysia kepada DS Anwar Ibrahim sebagaimana yang sudah disepakatinya bersama koalisi Pakatan Harapan sebelumnya.

Lalu siapa yang menjadi pengganti Tun Mahathir menjadi Perdana Menteri Malaysia ke 8? Tak disangka muncul tokoh politik senior sebagai kuda hitam yaitu Tan Sri Muhyiddin Yasin menjadi Perdana Menteri yang diusung oleh koalisi baru bersama UMNO yang diberi nama Perikatan Nasional.

Kemudian terjadilah apa yang terjadi sesuai kehendak Tuhan. TS Muyyiddin Yasin dilantik menjadi Perdana Menteri Malaysia ke 8 oleh Raja (Agong) Malaysia dan langsung berhadapan dengan persoalan Virus Corona dan Kemerosotan Ekonomi akibat Pandemi Covid-19 yang juga melanda dunia.

Tidak lama beliau memimpin suhu politik Malaysia semakin memanas karena beberapa faktor. Utamanya karena belum suksesnya penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Koalisi pembangkang atau oposisi terus menekan di Parlemen dan akhirnya mereka menyatakan mosi tidak percaya kepada TS Muhyiddin Yasin sebagai Perdana Menteri.

Menariknya setengah dari anggota Perlimen dari UMNO pun ikut menyatakan mosi tidak percaya walaupun saat itu Wakil Perdana Menteri Malaysia sudah ditetapkan dari UMNO yaitu DS Ismail Sabri. Sebelumnya DS Ismail Sabri adalah Menteri Kanan Pertahanan Malaysia dan mengepalai 19 kementrian untuk mengatasi Pandemi Covid-19 di Malaysia. Dengan banyaknya tugas dan seribg muncul di TV dan media maka DS Ismail Sabri semakin naik dan dikenal Rakyat Malaysia.

Setelah berbagai upaya yang dilakukan oleh Perdana Menteri untuk menyelamatkan keadaan dan kepimpinannya, akhirnya dengan kehendak Allah TS Muhyiddin Yasin pun mangalah dan menyatakan mundur sebagai Perdana Menteri dan menyerahkan kembali mandatnya kepada Raja yang dipertuan Agong Malaysia. Dalam pernyataan resmi mundurnya yang ditunggu dan ditonton oleh jutaan rakyat Malaysia TS Muhyiddin tampak tenang, bijak dan memohon maaf serta mengutip ayat “Wa idza ‘azamta fa tawakkal ‘ala Allah” yang artinya “Dan jika kamu sudah berazam maka bertawakkallah kepada Allah”

Lalu pertanyaan besar dan sedang ditunggu Rakyat Malaysia sampai saat ini adalah; Who will be the next Prime Minister?

Calon Perdana Menteri Malaysia Pengganti TS Mahyudin Yasin tampaknya hanya tinggal 2 orang, DS Anwat Ibrahim atau DS Ismail Sabri Yaakob.Keduanya adalah politisi senior dan berpengaruh di Malaysia. Keduanya juga telah berpengalaman menduduki berbagai pos jabatan Menteri. Keduanya pernah menjadi ketua pembangkang (oposisi) dan keduanya juga pernah menjadi Wakil Perdana Menteri Malaysia.

Hanya perbedaannya bahwa DS Ismail Sabri belum pernah terhukum seperti halnya DS Anwar Ibrahim.

Siapa yang akan jadi Pemimpin Malaysia berikutnya? Sebagai kawan lama yang cukup tahu kapasitas beliau saya meyakini dan berharap DS Ismail Sabri yang akan menjadi Perdana Menteri Malaysia ke 9. Namun demikian Hanya Allah yang maha tahu dan maha menentukan sesuai dengan firman Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an. Tentulah yang terpilih nanti adalah yang terbaik yang Allah tetapkan dan semoga semua pihak dapat menerima dengan lapang hati.Dan pada hari Jum'at yang penuh berkah (20 Agustus 2021), teka teki siapa PM Malaysia yang baru terjawab sudah. DS Ismail Shabri terpilih menjadi PM ke 9 Malaysia. Di akhir tulisan ini saya mengutip firman Allah dalam Surat Ali 'Imran ayat 26, “Katakanlah, wahai Nabi Muhammad, wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapapun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak seorang pun mampu mengangkat derajat orang lain dan memuliakannya kecuali atas izin-Nya, dan tidak seorang pun mampu menjatuhkan kekuasaan orang lain dan memuliakannya kecuali atas izin-Nya”.

Mari kita doakan yang terbaik untuk negeri Jiran bersahabat dan terdekat kita. Semoga Malaysia keluar dari kemelut politik yang melelahkan ini dan bangkit kembali serta maju jaya bersama Indonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya