is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Raditya Septiana

Syalmaneser, Raja Mahsyur dari Asyiria

Sastra | 2021-04-20 14:06:09

Setiap peradaban pasti mempunyai sebuah pemimpin yang berfungsi untuk mengatur rakyat-rakyat di wilayah tersebut, begitu juga di masa Peradaban Asyiria (1906-1392 SM) memiliki pemimpin yang tangguh dan kuat yaitu raja. Kemudian timbul pertanyaan, siapakah raja di peradaban Asyiria? Sejarawan membagi Kekaisaran Asyiria menjadi tiga periode: Periode Lama Asyiria (19061392 SM), Periode Asyiria Pertengahan (13921014 SM), dan Periode Neo-Asiria (911609 SM). Di artikel ini saya akan membahas mengenai raja peradaban Asyiria di periode pertengahan.

Menurut buku Empires of Ancient Mesopotamia karya Somervil. A. Barbara, ketika Ashurnasirpal II meninggal, dia diikuti oleh putranya Shalmaneser III (berkuasa sekitar 858824 SM). Shalmaneser menikmati pemerintahan yang lama yang ditandai dengan perang terus menerus melawan suku-suku di pegunungan timur, Babilonia, Suriah, dan Mesir. Ada beberapa kelompok nasional yang Syalmaneser tidak ingin temui di medan perang. Faktanya, Shalmaneser menghabiskan 31 dari 34 tahun hidupnya sebagai raja untuk pergi berperang.

https://www.worldhistory.org/img/c/p/1200x627/741.jpg?v=1618053302

Pada tahun 853 SM, orang siria membentuk aliansi dengan beberapa musuh lain orang asiria. Mereka bertemu di medan pertempuran di Qargar (sekarang siria), tetapi persekutuan siria mengalami kerugian yang serius. Seperti ayahnya, Syalmaneser juga mencatat lempeng-lempeng berisi peringatan tentang cara ia memperlakukan musuh-musuhnya. Buku Mesopotamia Brown: the Mighty Kings, memuat pernyataan Syalmaneser, Aku membunuh 14.000 prajurit mereka dengan pedang. Aku memberi hujan kehancuran pada mereka. Dataran terlalu kecil untuk membiarkan tubuh mereka jatuh; Pedesaan yang luas digunakan untuk mengubur mereka. Bersama mayat mereka, saya mengarungi sungai Orontes seperti jembatan". Sewaktu Syalmaneser menyatakan bahwa "aku" membunuh 14.000 prajurit, ia memaksudkan kematian total yang disebabkan oleh para prajuritnya. Ia juga menyatakan bahwa orang asiria merebut ratusan kuda dan kereta, tetapi tidak mungkin ia tahu bahwa itu dibesar-besarkan.

Syalmaneser memiliki beberapa anak. Pada tahun 828 SM, salah seorang di antaranya Asyurdaninpal meyakinkan para bangsawan dan pemimpin 27 kota di asiria untuk memberontak terhadap ayahnya. Pada waktu itu, Syalmaneser sudah tua. Dia memutuskan untuk mengirim putranya Shamshi-Adad V (824-811 SM) untuk menghadapi para pemberontak di medan perang. Pertempuran berlangsung tiga tahun. Akhirnya, pada tahun 824 SM, Syalmaneser mati. Shamshi-Adad telah memenangkan pertempuran dan kekuasaan sebagai raja. Syalmaneser membangun sebuah istana yang bahkan lebih besar daripada istana ayahnya. Istana Syalmaneser berukuran dua kali lipat dari istana pertama Nimrud. Luasnya lebih dari 12 hektar dan memiliki lebih dari 200 kamar.

Selama masa pemerintahan Syalmaneser, orang asiria mengalahkan orang siria di sebelah barat. Mereka juga menyerbu Israel zaman dahulu. Syalmaneser memenuhi perbendaharaannya dengan kekayaan dari bangsa-bangsa yang membelot. Tapi terlepas dari kemenangan militer dan kekayaan yang mereka bawa. Kemenangan dan kekayaan yang mereka peroleh, rakyat Syalmaneser tidak senang dengan penguasa mereka. Mereka menderita di bawah pajak yang tinggi dan kampanye militer tanpa akhir. Selama pemerintahan raja yang panjang, banyak pemberontakan dan upaya yang tak terhitung banyaknya untuk menggulingkan pemerintahan asiria.

Buku The Black Obelisk of Shalmaneser III karya Jonathan Taylor, menyebutkan bahwa Raja Syalmeneser juga sering menerima hadiah atapun upeti dari pemerintahan negara-negara sebrang untuk memenuhi kehidupan rakyat-rakyatnya. Raja Syalmaneser III menerima upeti dari Sua dari Gilzanu (Iran barat laut modern): Syalmaneser mengatakan bahwa saya menerima upeti dari Sua, kuda Gilzanean, perak, emas, timah, perunggu, kuali, tongkat tangan raja, kuda-kuda (dan) unta berpunuk dua.

https://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fetc.ancient.eu%2Fwp-content%2Fuploads%2F2016%2F04%2FOSA_7065-1-1024x546.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fhistoryetc.org%2Fphotos%2Fblack-obelisk-of-shalmaneser-iii-british-museum

Raja Syalmaneser III menerima upeti dari Iaua (yehu) keluarga Omri (Israel zaman dahulu): Syalmaneser mengatakan bahwa "aku menerima upeti dari Iaua, putra Omri. Perhatikan bahwa orang dapat melihat perak, emas, mangkuk emas, tabung emas, ember emas, timah, tongkat 'tangan raja' dan tombak.

There are five tribute-bearers from Israel holding silver, gold, a gold bowl, a gold tureen, gold vessels, gold pails (and) tin. Photo Osama S. M. Amin

Sekelompok binatang eksotis yang dibawa dari tanah Musri (Mesir) . Syalmeneser mengatakan bahwa aku menerima upeti dari Musri, unta-unta berpunuk dua, seekor kerbau, badak, antelop, gajah betina, monyet betina dan kera.

This register depicts exotic animals from Musri in the form of a river-ox, a rhinoceros (and) an antelope. Photo Osama S. M. Amin.

.Marduk-apla usur, suku Suhean (dari daerah pertengahan sungai Eufrat di Syria dan Irak modern) mengirimkan binatang-binatang dan upeti lainnya kepada Syalmesher III. Syalmesher mengakatan bahwa aku menerima upeti dari Madlak-apla, suhean, perak, emas, ember, gading, taombok, benang biru, pakaian dengan corak dan linen yang berwarna warni.

There are fourtribute-bearers from Suhu carrying silver, gold byssus, garments with multi-colored trim and linen.Photo Osama S. M. Amin.

Di setiap periode kepemimpinan raja di peradaban Syiria tentunya memiliki keistimewaan tersendiri. Sekilas pembahasan diatas mengenai raja Syalmeneser dengan kehidupannya dalam memimpin rakyat, menorehkan kisah menarik. Ada istilah patah tumbuh hilang berganti yang menunjukkan bahwa sebelum patah sudah tumbuh dan sebelum hilang sudah berganti, semboyan tersebut diterapkan dalam sistem kepemimpinanya. Apabila raja meninggal, anak sebagai pewaris akan menggantikan peran ayahnya agar tidak terjadi kehancuran dalam peradaban.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya