is-rol-1_1-00is-pilihan-1_5-00 Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gina Nurdiana

Menilik Asal Usul Bangsa Arya

Sejarah | 2021-04-20 04:14:28

Peradaban India kuno merupakan salah satu peradaban di dunia yang memiliki kemajuan dibidang kebudayaan, politik, ekonomi, dan sebagainya. Peradaban ini berlansung disekitar aliran sungai Indus dan sungai Gangga yang merupakan sumber kehidupan manusia. Peradaban lembah sungai Indus ini dibangun oleh sebuah kaum, bernama Dravida.

Bangsa Dravida berhasil membangun sebuah peradaban kuno yang sangat hebat di daratan Asia. Peradaban besar yang telah dibangun tersebut mendapat serangan dari sebuah bangsa pendatang. Tahukah anda siapakah bangsa pendatang tersebut? Bangsa pendatang ini berasal dari dari daratan Eropa, antara Laut Hitam dan Laut Kaspia, dikenal dengan nama bangsa Arya.

https://www.google.com/search?q=site:wikimedia.org+Ras+arya+imdia&hl=en&btnG=Search+Images&tbm=isch)" />
Potret Ras Arya (Sumber: https://www.google.com/search?q=site:wikimedia.org+Ras+arya+imdia&hl=en&btnG=Search+Images&tbm=isch)

Nama Arya memiliki arti bangsawan atau tuan, berasal dari bahasa Persia dan India. Bangsa ini berasal dari Asia Tengah dan pergi ke India pada tahun 2500-1500 SM (Sebelum Masehi) melalui celah Khyber. Celah Khyber adalah sebuah lokasi yang berada diperbatasan Pakistan dan Afganistan sekarang yaitu gerbang barat laut tembok pegunungan Himalaya dan merupakan satu-satunya jalan pintas pintu masuk ke India.

E. B. Havell dalam buku The History of Aryan Rule in India from The Earliest Time to The Death of Akbar memberikan informasi lengkap mengenai Bangsa Arya. Arya kali pertama datang ke India adalah para pengembala dan petani daripada rakyat pelaut. Bangsa Arya menguasai seluruh lembah sungai Indus dan Gangga yang kemudian daerah ini dinamakan Aryavarta (tanah orang Arya) atau Hindustan (tanah orang Hindu).

https://www.google.com/search?q=site:wikimedia.org+Peradaban+lembah+sungai+indus+da+gangga&hl=en&btnG=Search+Images&tbm=isch) " />
Potret Peradaban Lembah Sungai Indus dan Gangga (Sumber: https://www.google.com/search?q=site:wikimedia.org+Peradaban+lembah+sungai+indus+da+gangga&hl=en&btnG=Search+Images&tbm=isch)

Orang-orang Arya pada awalnya tinggal ditanah-tanah sekitar sungai hulu Sindhu, yang memiliki lima anak sunga yang disebut Panjab. Akan tetapi, mereka melakukan migrasi ke daerah lembah sungai Indus dikarenakan kondisi alam yang tidak menguntungkan untuk melanjutkan kehidupan di Asia Tengah. Sebelum bangsa Arya masuk dan menguasai lembah sungai Indus, daratan ini sudah dihuni dan dikuasai oleh bangsa Dravida yang tinggal di kota bernama Harappa dan Mahenjo-Daro.

Bangsa Arya melihat bahwa bangsa Dravida adalah bangsa yang tidak pandai dalam hal berperang, sehingga bangsa ini dikalahkan dengan kedatangan bangsa Arya dan menyebabkan terdesaknya bangsa tersebut ke selatan. Hal ini dibuktikan pada penggalian di Harappa yang menemukan tumpukan mayat dan kerusakan yang dialami kota Harappa.

Setelah menguasai lembah sungai Indus bangsa Arya mengalami percampuran kebudayaan dengan bangsa Dravida yang menetap, sehingga kebudayaan-kebudayaan dari bangsa Arya banyak sekali yang di pengaruhi oleh kebudayaan bangsa Dravida. Salah satunya adalah dalam hal kepercayaan yang mengakibatkan munculnya agama Hindu di India yang di anut oleh masyarakat India sampai sekarang.

Dalam aspek keyakinan, bangsa Arya juga berhasil memperkenalkan konsep Brahma. Konsep ini berisi kepercayaan terhadap kekuatan roh yang diwujudkan dalam bentuk dewa-dewa dimana dari sini mereka sangat kental dalam mempraktikkan sistem kasta (pengelompokan derajat manusia) diantara kasta Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra.

Bangsa Arya secara bertahap memaksakan peradaban mereka ke seluruh India, betapapun jauhnya migrasi mereka, bangsa Arya membawa serta legenda rumah mereka di Himalaya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya